Tumbukan terakhir sengaja dihantamkan ke lantai, dekat area kepala. Melenceng sedikit dipastikan korban akan mengalami cedera serius.
Dua laki-laki dengan tinggi serupa namun memiliki bobot berat yang berbeda itu sama sama terengah. Peluh bercucuran, luka disana sini. Imbang.
Salah satunya bangkit tanpa suara, memunguti jaket hitamnya yang teronggok. Diikuti laki-laki satunya yang turut bangkit usai menyeka darah dibibir secara asal.
Keduanya bertatapan sengit, aula besar yang biasanya dipakai untuk acara penting kampus itu memang sengaja dikosongkan oleh mereka untuk duel. Kini setelah saling memukul satu sama lain amarah yang sebelumnya saling berkobar mulai sedikit redup.
'Sedikit' yang berarti sisa keinginan untuk menyeret salah satunya ke rumah sakit masih ada.
Zantares menyeringai, kebas dipunggung tangan tak masalah jika balasannya ia mendapat kepuasan melihat bagaimana wajah babak belur lawannya itu. Dia yakin tenaga laki-laki di depannya juga tidak memungkinkan bagi mereka melanjutkan perkelahian.
Sementara Sky yang menjadi lawannya menatap dingin, nyaris tanpa ekspresi.
Dia tahu apa sebab perkelahian ini dimulai, diapun tak mempersalahkan. Seseorang memang harus diganjar saat berbuat salah, dan Sky menikmati itu.
Baru beberapa kali bertemu, dua manusia berbeda jenis kelamin itu memilih untuk melangsungkan pernikahan.
Mereka menikah bukan karena cinta. Mereka juga bukan menikah kontrak seperti yang dilakukan tokoh fiktif di dalam drama atau novel. Mereka menikah atas kemauan sendiri.
Menikah, hidup satu atap, tapi mereka fokus pada diri masing-masing. Terlalu aneh menyebut hubungan mereka sebagai pernikahan, tapi nyatanya mereka menikah sah secara hukum dan agama.
Karena perkenalan yang terlalu singkat, membuat mereka menyadari betapa berbedanya kepribadian satu sama lain. Ada saja hal-hal kecil yang mereka perdebatkan.
Bisakah mereka hidup bersama meski tanpa cinta? Atau justru cinta akan datang seiring kebersamaan mereka?
Highest Rank:
#3 Pasangan
#4 Imperfect
#10 Surabaya