Cinta dan luka sering datang beriringan. Membentuk ikatan takdir yang pilu namun membawa sedikit kebahagiaan. Dua orang yang yang selalu berhadapan untuk mengobati luka pun bisa merasakan luka dan cintalah yang mungkin akan mengobati mereka. "Sepertinya saya mulai mencintaimu." Kata yang keluar dari mulut Catra barusan menghentikan sejenak waktu dalam diri Rhea. Wajahnya datar, badannya membeku. Tidak ada ekspresi disana. "Ya, saya mencintaimu Rhea." Ulangnya lagi. Senyuman terpatri jelas di wajah Catra. Kalimatnya begitu tegas dan penuh keyakinan. "Jangan cintai saya dok." balas Rhea. "Jangan cintai orang yang bahkan tidak bisa mencintai dirinya sendiri dok. Saya tidak layak dicintai dok." Lanjutnya. Rhea membalikkan badan membelakangi Catra. "Kamu sangat layak untuk dicintai Rhe." Kata Catra