Story cover for Bittersweet Afterglow  by redchocoby
Bittersweet Afterglow
  • WpView
    Reads 13,927
  • WpVote
    Votes 870
  • WpPart
    Parts 6
  • WpView
    Reads 13,927
  • WpVote
    Votes 870
  • WpPart
    Parts 6
Ongoing, First published Jul 14, 2023
Mature
Sejatinya, perasaan tak pernah bisa dikendalikan manusia. Datang tanpa aba-aba, menguji batas antara hati dan logika. Saskyra tak berniat jatuh cintaㅡia hanya ingin menyelamatkan usahanya. Namun kehadiran Sebastian Pradana membuat garis antara profesional dan pribadi itu kabur begitu saja.

Dan saat masa lalu yang ingin ia kubur kembali menampakkan bayangannya, Saskyra pun sadar: beberapa kisah tak pernah benar-benar berakhir, hanya menunggu waktu untuk terulang.

Tapi kali ini, apakah ia sedang diberi kesempatan kedua... atau peringatan terakhir?
All Rights Reserved
Series

Karya lainnya

  • Selfie Dulu, Pak! [End] cover
    53 parts
  • A Love for Junaedi [End] cover
    34 parts
  • 6 parts
  • Pathways to Happiness [End] cover
    25 parts
  • Unscripted Romance [TAHAP REVISI] cover
    26 parts
Sign up to add Bittersweet Afterglow to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
in verso aeternaria by rayaleeu
41 parts Complete Mature
Langit kelabu. Sirine meraung. Rel kereta masih bergetar sisa kepanikan. Seorang wanita turun dari mobil kantor Metro 7 dengan rompi pers dan ID Card menggantung di leher. Kamera bergoyang, suara orang-orang bercampur dengan peluit petugas. Di tengah kekacauan... satu sosok berdiri tegak. Seorang pria dengan seragam masinis kusut, helm safety, dan wajah datar-sedatar-datarnya. Tangannya pegang HT, mulutnya ngasih instruksi padat ke teknisi lain. Tapi matanya... serius, tajam, dan fokus penuh. "Itu masinisnya?" bisik wanita itu ke kameramennya. "Iya, katanya dia yang sempat tarik rem darurat." Ia mengerutkan dahi. "Mukanya... ketus amat ya. Gak ada ramah-ramahnya." Biasanya kalau ketemu petugas di lapangan, mereka nyapa balik. Tapi yang satu ini? Ngelirik pun enggak. Dia jalan melewati wanita itu begitu aja. Nggak senyum, nggak angguk, cuma jalan. Dan entah kenapa, justru itu yang bikin wanita itu berhenti sejenak. Karena di balik wajah lempeng itu... ada sesuatu yang menarik. Serius. Tanggung jawab. Dan jujur. Dia nanya ke petugas, "Masinis itu siapa namanya?" "Vikram." Ia nyimak. Lalu, pelan-pelan dia buka notes kecilnya. Di halaman paling belakang, dia tulis satu nama. "Vikram - masinis lempeng, bukan kandidat jodoh settingan." Dua jiwa berjalan di lintasan yang tak pernah bersinggungan. Yang satu tumbuh dalam sorotan cahaya, bicara untuk dunia, suaranya tajam menembus layar. Yang satu lagi, hidup dalam diam dan deru mesin, menyusuri rel panjang dengan mata yang selalu awas. Dunia mereka tak sejajar- satu di menara kaca, satu di rel tanah. Tapi semesta tak peduli garis keturunan, kasta, atau nama belakang. Yang dia lihat bukan gelar, tapi keberanian. Yang dia cari bukan kemewahan, tapi kejujuran. Namun, tak semua yang saling jatuh bisa saling jatuh ke pelukan. Ini kisah dua manusia yang terlalu dalam mencintai, di dunia yang terlalu sempit untuk menampung mereka. #1 in romance #1 in culture class
You may also like
Slide 1 of 10
in verso aeternaria cover
Home Is Where Your Heart Is  cover
For a Long Time I Still Love You  cover
Grahita Kama cover
TWINS cover
Blind Date cover
Reckless Wedding cover
Hug the (New) Moon (On Going) cover
ASTUNGKARA (selesai) cover
Penghujung Temu cover

in verso aeternaria

41 parts Complete Mature

Langit kelabu. Sirine meraung. Rel kereta masih bergetar sisa kepanikan. Seorang wanita turun dari mobil kantor Metro 7 dengan rompi pers dan ID Card menggantung di leher. Kamera bergoyang, suara orang-orang bercampur dengan peluit petugas. Di tengah kekacauan... satu sosok berdiri tegak. Seorang pria dengan seragam masinis kusut, helm safety, dan wajah datar-sedatar-datarnya. Tangannya pegang HT, mulutnya ngasih instruksi padat ke teknisi lain. Tapi matanya... serius, tajam, dan fokus penuh. "Itu masinisnya?" bisik wanita itu ke kameramennya. "Iya, katanya dia yang sempat tarik rem darurat." Ia mengerutkan dahi. "Mukanya... ketus amat ya. Gak ada ramah-ramahnya." Biasanya kalau ketemu petugas di lapangan, mereka nyapa balik. Tapi yang satu ini? Ngelirik pun enggak. Dia jalan melewati wanita itu begitu aja. Nggak senyum, nggak angguk, cuma jalan. Dan entah kenapa, justru itu yang bikin wanita itu berhenti sejenak. Karena di balik wajah lempeng itu... ada sesuatu yang menarik. Serius. Tanggung jawab. Dan jujur. Dia nanya ke petugas, "Masinis itu siapa namanya?" "Vikram." Ia nyimak. Lalu, pelan-pelan dia buka notes kecilnya. Di halaman paling belakang, dia tulis satu nama. "Vikram - masinis lempeng, bukan kandidat jodoh settingan." Dua jiwa berjalan di lintasan yang tak pernah bersinggungan. Yang satu tumbuh dalam sorotan cahaya, bicara untuk dunia, suaranya tajam menembus layar. Yang satu lagi, hidup dalam diam dan deru mesin, menyusuri rel panjang dengan mata yang selalu awas. Dunia mereka tak sejajar- satu di menara kaca, satu di rel tanah. Tapi semesta tak peduli garis keturunan, kasta, atau nama belakang. Yang dia lihat bukan gelar, tapi keberanian. Yang dia cari bukan kemewahan, tapi kejujuran. Namun, tak semua yang saling jatuh bisa saling jatuh ke pelukan. Ini kisah dua manusia yang terlalu dalam mencintai, di dunia yang terlalu sempit untuk menampung mereka. #1 in romance #1 in culture class