Story cover for GALIH ASEM by cdenjaa
GALIH ASEM
  • WpView
    Reads 277
  • WpVote
    Votes 1,047
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 277
  • WpVote
    Votes 1,047
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published Jul 14, 2023
Keraton Kasultanan Ngayogyakarta. Sebuah tempat tinggal, tempat bekerja dan tempat yang menyimpan banyak cerita ini juga menjadi sebuah tempat yang menjadi saksi buta perjalanan dua mahasiswa sastra.

Mereka adalah Elias dan Dewi, teman satu jurusan yang mendapat tugas untuk membuat makalah dengan objek utama bangunan bersejarah.

Siapa sangka, belum usai rasa pusing mereka karena tugas makalahnya, mereka menemukan masalah baru yang mengharuskan mereka untuk menguak masa lalu dan menemukan jalan keterangan bagi sosok yang menjadi korban dalam masalah dimasa lalu itu.

Seorang anak murni pribumi bersama dengan darah Indo akan bertanggungjawab atas perbuatan leluhurnya.


content warning :: 100% FIKSI
All Rights Reserved
Sign up to add GALIH ASEM to your library and receive updates
or
#38yogya
Content Guidelines
You may also like
Tentang Kota Ini by partofsomepart
29 parts Complete
Hari ini, Ayah membawa kami pergi dari Ibukota dan memilih kota Yogyakarta sebagai tempat singgah sementara; katanya. Tepatnya di Rumah Oma yang terdapat keluarga besar yang dari dulu tinggal di sana. Canggung, banyak berpikir buruk tentang mereka karena sikap yang diperlihatkan. Di Jakarta saja Aku dengan Ayah, Bunda dan ketiga Adikku saja tidak memiliki hubungan yang begitu dekat. Apalagi di sini? Semakin asing dan terasa diasingkan. Namun, sepertinya mata dan hatiku sedang tertutup rapat selama di kota ini. Aku menganggap Yogyakarta bukanlah tempatku. Aku tidak bisa ada di sana. Apa kalian juga berpikir seperti itu? Pasalnya, ada beberapa manusia yang kutemui di sini, salah satunya si manusia itu. Dan kembali ke hal utamanya, mata dan hatiku sedang tertutup kala itu. Semua akibat terlalu gelisah mengenai rumah besar Oma ini, tentang segala yang berada di dalamnya. [[Cerita ini sedikit mengulik tentang perasaan seorang remaja perempuan yang mendapat peran sebagai kakak pertama. Dunianya hanya penuh dengan dirinya sendiri; fotografi salah satu di dalamnya. Namun, selalu terbesit dalam hatinya untuk berbicara pada dunia. Ia ingin lebih dari ia yang sekarang, ia selalu merasa tak pernah menjadi seorang kakak, ia tak pernah merasa menjadi sesosok teman, ia hanya ingin seperti manusia lain yang terlihat biasa saja dengan manusia lainnya. Tentu ingin menjaga keluarganya, bukan dengan tetap bungkam. Ia ingin bersuara dengan berjuta makna katanya. Namun, apakah bisa? Rasanya tidak kalau ia masih membuka mata dan hatinya untuk dunia; terutama orang-orang yang ia temui di Yogyakarta.]] Update setiap JUMAT👀
Yogyakarta Mendarah by SA-BELA
20 parts Ongoing
❝Shakuntala, di penghujung harimu yang melelahkan, aku harap tanganku, bahuku, dan pelukanku akan menjadi tempat ternyamanmu untuk pulang. Tapi maaf jika di penghujung harimu yang lain, aku tak lagi bersamamu di sini. Kamu tahu, manusia itu datang dan pergi, kamu tidak bisa menahan mereka selamanya di bumi. Maaf, maaf karena pada akhirnya aku pamit undur diri dan perpisahan itu tidak dapat kita hindari lagi. Sampai jumpa di lain hari yang lebih indah, dengan senyum yang merekah lebih dari bahagia, Shakuntala.❞一 Maheesa Djayarinka Laskara Sastra. ❝Maheesa, setelah kamu pergi, Jogja dan semua tentangnya tak sama lagi. Tak ada pelukan hangat darimu lagi, tak ada genggaman erat tanganmu lagi, tak ada bahu bersandar untukku lagi, dan tak ada rumah paling nyaman untukku pulang lagi. Hingga di penghujung hariku tanpa kamu, ketika kisah kita tak lagi sehangat rengkuh, aku pernah berkata padamu, kita adalah satu. Maka padamu, pulangku menuju.❞一Shakuntala Dimitri Mandalingga. Kepada : semesta tanah Yogyakarta, buku ini menceritakan perihal kehilangan-kehilangan pilu, masa lalu yang menciptakan fana semu, dan reluk di penghujung rindu yang ingin menyatu. Tokohnya adalah dua frasa rumpang yang tak pernah rampung, menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang berkabung. Selamat berlabuh di cerita Yogyakarta mendarah, kalian akan diperkenalkan kepada Maheesa dan enam temannya yang memiliki cerita berbeda-beda. Jangan lupakan Shakuntala, puan belahan jiwa, kalau kata Maheesa一Tuan Yogyakarta dan sejuta luka di hidupnya.
You may also like
Slide 1 of 9
Tentang Kota Ini cover
EXCHANGE OUR LIFE - JAYWON, SUNKI/NISUN cover
(TERBIT CETAK) Rasi Bintang di Titik Kulminasi  cover
Bakwan Fight Back : Hidden Gem In Fight cover
we are together, captain! cover
Amanda & Bima [TERBIT] cover
Story Dead-treasure 13 cover
REKSA: The Last Bell cover
Yogyakarta Mendarah cover

Tentang Kota Ini

29 parts Complete

Hari ini, Ayah membawa kami pergi dari Ibukota dan memilih kota Yogyakarta sebagai tempat singgah sementara; katanya. Tepatnya di Rumah Oma yang terdapat keluarga besar yang dari dulu tinggal di sana. Canggung, banyak berpikir buruk tentang mereka karena sikap yang diperlihatkan. Di Jakarta saja Aku dengan Ayah, Bunda dan ketiga Adikku saja tidak memiliki hubungan yang begitu dekat. Apalagi di sini? Semakin asing dan terasa diasingkan. Namun, sepertinya mata dan hatiku sedang tertutup rapat selama di kota ini. Aku menganggap Yogyakarta bukanlah tempatku. Aku tidak bisa ada di sana. Apa kalian juga berpikir seperti itu? Pasalnya, ada beberapa manusia yang kutemui di sini, salah satunya si manusia itu. Dan kembali ke hal utamanya, mata dan hatiku sedang tertutup kala itu. Semua akibat terlalu gelisah mengenai rumah besar Oma ini, tentang segala yang berada di dalamnya. [[Cerita ini sedikit mengulik tentang perasaan seorang remaja perempuan yang mendapat peran sebagai kakak pertama. Dunianya hanya penuh dengan dirinya sendiri; fotografi salah satu di dalamnya. Namun, selalu terbesit dalam hatinya untuk berbicara pada dunia. Ia ingin lebih dari ia yang sekarang, ia selalu merasa tak pernah menjadi seorang kakak, ia tak pernah merasa menjadi sesosok teman, ia hanya ingin seperti manusia lain yang terlihat biasa saja dengan manusia lainnya. Tentu ingin menjaga keluarganya, bukan dengan tetap bungkam. Ia ingin bersuara dengan berjuta makna katanya. Namun, apakah bisa? Rasanya tidak kalau ia masih membuka mata dan hatinya untuk dunia; terutama orang-orang yang ia temui di Yogyakarta.]] Update setiap JUMAT👀