"Aku benar benar Merindukanmu, Edric! " Untuk kesekian kalinya air mataku menetes. Aku berharap dia bisa kembali hadir dihadapanku. membelai lembut rambutku lalu mencium kening ku dengan penuh cinta. aku menekan dadaku yang sesak. "Aku tidak bisa, Edric! bahkan tuhan benar-benar tahu betapa kerasnya aku telah mencoba. "