9 parts Ongoing Algesa liar, berantakan, dan terlalu akrab dengan kehancuran.
Zea cantik, tapi matanya menyimpan luka yang tak bisa dijelaskan.
Orang-orang berkata hidup adalah soal pilihan. Tapi bagi Algesa Axeliano Ravanaugh, hidup hanyalah sisa napas dari keputusan orang lain. Ia tidak pernah meminta untuk dilahirkan, apalagi tumbuh besar di rumah yang dipenuhi darah, teriakan, dan kebohongan. Setiap langkah yang ia ambil adalah pelanggaran. Bocah pemberontak yang menantang dunia karena dunia lebih dulu menghancurkannya.
Ia melawan.
Melawan dunia yang telah merenggut Bundanya.
Melawan ayah yang seharusnya sudah terkubur sejak lama.
Malam itu, di jembatan tua yang dingin menusuk tulang, Algesa tidak mencari apa pun. Ia hanya ingin diam. Tapi justru di sana, dalam gelap yang lengang, ia menemukan sesuatu yang tak terduga-sepasang mata yang tak asing. Bukan karena ia mengenalnya. Tapi karena luka yang tersembunyi di balik sorotnya terasa terlalu akrab.
Zea.
Ia bukan gadis baru. Bukan pula gadis baik-baik. Tapi ada sesuatu dalam caranya berdiri, dalam diamnya yang membatu, yang membuat Algesa terus melangkah.
Bukan karena ia cantik.
Tapi karena ia rusak. Sama seperti dirinya.
"Menurut lo, orang rusak kayak kita... masih bisa jatuh cinta?"
Algesa memalingkan wajah, menatap langit yang retak oleh awan gelap.
"Gue nggak tau. Tapi kalau bisa... mungkin gue udah."
ALZEA : 05. April. 2025
By : Chaterine' R