Maaf gess, mungkin cerita ini nantinya banyak mengandung kekerasan, mohon pada pembaca untuk menyimak dengan bijak
Saat ini disty sudah berjongkok dan menghidupkan sebuah korek api dan menyungutnya ke sweater yang di kenakan siswi yang bernama dilla.
Disty tertawa terbahak-bahak seolah-olah itu adalah hiburan bagi disty, berbeda dengan dilla yang meraung raung kepanasan dan merasakan nyeri,dilla hanya bisa menepuk pakian nya yang kini udah terbakar.
Aaaaaarghh,aaaaaaaaahh, t-tolong, arghhh, dilla menjerit kesakitan, dia terus berguling guling agar api itu tidak cepat menyebar ke tubuhnya, dilla terus menangis dan merasa sakit, saat api itu sudah mulai membesar, dan... Bammm
Dilla jatuh pingsan, api itu semakin berkobar membuat mereka berempat merasa panik dan tak tau harus apa.
"Dis bagaimana ini?" ucap prika yang sudah mondar mandir, sambil melihat tubuh dilla kini terbakar juga karena sweater nya terbakar.
Disty tak habis pikir dia melihat tubuh dilla meleleh dan terjatuh ke lantai, hal itu malah membuat disty tertawa lepass seperti orang gilaa, yang emang bener-bener gila.
[Brothership, Familyship, & Bromance Area]
[Not BL!]
.
.
.
Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat melihat tubuh itu terbaring kaku di ranjang pesakitan setelah sebelumnya di tangani oleh dokter. Satu kalimat yang keluar menyentak begitu dalam relung hati mengingat semua duka yang tertoreh pada sosok lembut itu.
"Tuan muda telah tiada."
Begitu katanya.
Sangat singkat namun kalimat itu tidak pernah ingin mereka dengar. Tidak sekali pun dalam hidup mereka.
Jika saja kesempatan kedua itu ada, maka izinkan mereka untuk menebusnya. Memberikan kehidupan lebih baik padanya yang mengulas luka penyesalan paling dalam bahkan tanpa sebuah kata.
"Mendekat lah, papa ingin mendengar detak jantung mu."
"Jangan makan makanan tidak sehat! Bawa bekal saja dari rumah."
"Jika berani bergadang, aku akan tidur sembari memelukmu hingga pagi."
"Diam saja di sana, olahraga berat tidak baik untuk tubuh mu yang lemah."
"Kenapa kalian semua bertingkah aneh seperti aku orang tua berusia seratus tahun?"
.
.
.
Bunga Hyacinth melambangkan duka, penyesalan, kecemburuan dan iri hati. Dalam mitosnya Hyacinth tumbuh dari darah seorang pemuda yang sangat di sayangi oleh Apollo dan Zephyr, dan dia terbunuh karena rasa iri Zephyr pada kedekatan antara si pemuda dan Apollo. Tetapi di sisi lain, Hyacinth juga memiliki makna pengampunan atas kesalahan orang lain.