Chafiya menatap malas pada lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya. "Lo pikir gue mau nikah sama lo? Dih, ngarep!"
Lelaki itu justru menatap perempuan itu bingung. "Emang lo doang?"
Chafiya tersenyum sinis. "Gausah songong, jatuh cinta tau rasa lo. Inget, gada yang bisa lepas dari pesona seorang Altair!"
Lelaki itu lantas memutar bola matanya malas. Dia bangun dari duduknya diatas ranjang dengan sebelah tangan mengambil satu bantal. Lantas saat dia sudah berdiri tegak, dia melempar bantal itu dengan keras, ya walaupun teksturnya empuk.
"Makan tuh cinta!"
Chafiya menyingkirkan bantal yang menimpa wajahnya dengan menatap sengit ke arah kepergian suaminya ke dalam kamar mandi.
Dia kemudian mengambil posisi tengkurap dengan menghela nafas berat. "Cintanya sama Agam, nikahnya sama siluman! Beban lu berat banget, sih, Fiy! Heran, jadi cewek kok kuat banget!"
"Mana Agam masih kerja di restoran gue lagi. Arghhh ... gimana bisa move on, ya Allah ...."
Dia kembali ke posisi telentang. "Laki satu itu judes amat sama gue. Sama Hana aja halusss banget kek jalan tol baru di aspal. Iya, halus tapi panas! Huh, jadi kangen sama Agam."
Bagaimana kelanjutannya? Jika kedua belah pihak saja memiliki kekasih hati yang berbeda, sama-sama menyimpang. Lantas, bagaimana nasib pernikahan mereka?
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.