Karuna dan Bhara
  • Reads 2,832
  • Votes 120
  • Parts 22
  • Reads 2,832
  • Votes 120
  • Parts 22
Ongoing, First published Jul 24, 2023
Hubungan dan perasaan dua hal yang sulit untuk dipisahkan. Bagai kereta dan peron-peron, stasiun ke stasiun lainnya. Sama halnya dengan kereta, setiap masa ada pemberhentiannya. Entah untuk yang terakhir atau untuk melaju lagi. Meski, terkadang lajunya bukan searah. Berbalik tapi masih berpapasan dalam ruang waktu yang disediakan semesta. 

Dari sebuah kota. Meski, belum ada "kita" sekalipun. Laku dan senyum manismu dengan segala hormat membawaku lagi ke tempat-tempat yang mengingatkanmu. Langkahku terbawa lagi ke sana, mantra-mantra yang kau sematkan di setiap sudut kota.

Jogja tempat kita bertemu,
Solo kotamu yang dekat dariku,
dan nanti kamu tahu kotaku yang jarang kuucapkan padamu. 

Temui aku sebisa usahamu, kamu bagaikan kereta yang melaju. Entah kota mana yang akan menjadi pemberhentianmu. Tak kan kupaksakan berada di aku, meski sedikitnya itu adalah keinginanku.
All Rights Reserved
Sign up to add Karuna dan Bhara to your library and receive updates
or
#371kereta
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Meraih Cinta Suamiku cover
Dark Love cover
SERA cover
Kisah Lendir Di Sekolah cover
Living With Berondong cover
(Mantan) Sugar Baby [21+] cover
Hello, KKN! cover
Naked 🔞 cover
menikah dengan pria tua bucin cover
Behind The Velvet Veil [PROSES TERBIT] cover

Meraih Cinta Suamiku

38 parts Ongoing

Menikah karena dijodohkan dengan seorang yang dari segala sisi sempurna Arina mengira jika dirinya akan bahagia bersama dengan pilihan orangtuanya, tapi rupanya hidup tidak berjalan seperti yang Arina inginkan. Sadewa Natareja, pria yang masuk ke dalam jajaran anggota dewan rakyat paling muda ini nyatanya tidak bisa menjadikan Arina sebagai seorang istri yang seutuhnya. Pengorbanan Arina menerimanya yang berstatus duda dan merawat anaknya yang berusia kurang dari satu tahun nyatanya tidak bisa membuat Dewa mencintai Arina seperti dirinya mencintai istri pertamanya, Husna. Dimata Dewa, Arina tidak lebih dari seorang wanita yang dipilihkan ibunya untuk menjadi teman dibawah atap yang sama dan sosok yang menjadi ibu untuk putra kesayangannya sebaik apapun Arina berusaha menjadi istri yang baik untuknya. Semua hal yang dilakukan Arina serasa tidak berarti sama sekali sampai akhirnya Arina lelah sendiri, meraih cinta suaminya nyatanya hal yang mustahil bagi Arina. Perlahan, Arina menjauh membangun benteng tinggi yang membuat Dewa tersadar betapa seharusnya dia bersyukur memiliki Arina dalam hidupnya. Sayangnya, semuanya sudah terlambat. "Mas Dewa, aku capek."