"Mau hidup ataupun mati, gue gaakan pernah cinta sama orang kayak lo. Murahan! Sudah berapa kali lo mengangkang ke lelaki diluar sana? Ga cukup mereka, sampai ngedeketin gue lagi? Lo seperti perempuan yang gaada maruah!" Kata-kata itu jelas menyakiti hati gadis dihadapannya itu. Siapa yang tidak sakit hati, penantiannya selama ini sia-sia ditambah kata-kata tajam nan menyakitkan itu terlontar dari orang yang dicintainya. "Terima kasih sudah menghina. Aku memang mengejar cinta Abang Is, tapi bukan bermaksud Abang Is bisa seenaknya berkata bagai tak punya pelajaran adab ke Aku. Terima kasih sudah membuka mata Aku, Aku janji ga bakal ganggu Abang lagi, Assalamualaikum." Mulai saat itu, hari-hari Iskandar mulai berubah. Kala mengingat ucapannya ke gadis itu, membuatkannya terjatuh ke lembah keresahan dan bersalah. Belum lagi, dirinya mendapat kabar bahwa, gadis itu memilih pindah sekolah juga pindah tempat tinggal. Iskandar, frustasi akan semua itu membuatnya memilih mengurung jiwanya menjadi seorang yang cuek dan dingin pada sekitar. "Gue, akan cari lo sampai ketemu." "Cinta itu menyakitkan, kala duka diterpa bencana kala hati sudah pun terluka."