The Cursed Inner Eyes
  • Reads 11
  • Votes 2
  • Parts 1
  • Reads 11
  • Votes 2
  • Parts 1
Ongoing, First published Jul 29, 2023
Lee Jeno, dia hanyalah seorang anak berumur 17 tahun yang dengan tiba-tiba melihat puluhan hantu di sekitarnya. Entah apa yang telah ia perbuat, tapi yang pasti mata batinnya terbuka begitu saja. Ia merasa tak pernah melakukan ritual pembuka mata batin, ia bahkan tak pernah mengusik tempat-tempat misterius yang mungkin dihuni para makhluk halus. Terror demi terror dari para hantu membuatnya lelah. Setiap hari mereka tak pernah berhenti menampakkan diri pada Jeno.

Amaryse adalah salah satu dari mereka. Hantu bergaun putih ini selalu mengikutinya kemanapun dan kapanpun. Meskipun Amaryse diperlakukan dingin olehnya, ia tetap kukuh. Kemanapun Jeno pergi, maka Amaryse selalu mengikuti. Begitulah prinsipnya. Meskipun sikap Amaryse yang menurutnya berisik dan mengganggu, namun rasa kesepian dan terabaikan di hati Jeno perlahan menghilang sebab adanya Amaryse. Apakah ia harus bersyukur?


















@chlogmw_
All Rights Reserved
Sign up to add The Cursed Inner Eyes to your library and receive updates
or
#559seram
Content Guidelines
You may also like
BELASUNGKAWA II by aqilahsadegh
16 parts Ongoing
Jika ada kejadian mistis yang disebabkan oleh hantu yang menempel ke tubuh kita dari suatu tempat, kita bisa dengan mudah mengusirnya kembali dengan doa dan sikap yang berani. Jika ada teror hantu yang sudah menjadi penunggu lama di rumah kita, tentu masih bisa diajak 'berbicara' dan semua mungkin akan baik-baik saja. Atau... jika ada sesosok makhluk halus yang menganggu di alam mimpi kita pada malam hari, tentu hal itu tidak akan terjadi selamanya sampai kita mati. Hantu, hantu, hantu. Sekali kita mengabaikan mereka, hantu akan pergi sendiri. Sekali kita mengusir mereka, hantu akan minggat secara mandiri. Namun, bagaimana jika hantu yang mengikuti kita bukan sekedar sosok ghaib yang mencari perhatian manusia? Melainkan sesosok arwah penasaran yang mati secara tak wajar. Ia meminta untuk diselesaikan urusan dunianya, memohon kepada kita untuk membebaskan keluarga yang ditinggalkannya dari perjanjian ilmu hitam yang belum selesai. Wajahnya yang tidak sedap dipandang, kain kafan butut yang menyelimuti tubuhnya, dan tanda-tanda kedatangannya yang membuat tubuh menggigil ketakutan, tak peduli siang atau malam. "Kenapa harus kita?" tanya Mehri dengan tatapan kosong, menatap pemandangan Keraton Surakarta Hadiningrat di depannya. Harrir menoleh. Rahangnya mengeras. Ia marah, tapi tak bisa mengatakan kata-kata sarkas. Ini wilayah keraton. Dia tidak bisa mengucapkan apapun, jadi yang terdengar hanyalah dengusan kesal yang tertahan. "Kita ke Solo ini mau ngapain?" tanya Muthi. "Mau belajar," jawab kedua sepupunya bersamaan. "Ada tujuan, 'kan? Berarti Tuhan juga punya tujuan kenapa harus kita yang ditandai Almarhum Pak Yanto." Harrir mengerjap lemas, menatap Muthi. "Tapi tetap aja. Kenapa harus kita yang seolah menanggung dosa dia?"
You may also like
Slide 1 of 10
BELASUNGKAWA II cover
Stadiun Berdarah cover
DISUKAI JIN PELINDUNG ANAK ASUH cover
The Pennywise [Lilynn]  cover
BALLERINA BERDARAH cover
TERSESAT (Wangxian/Yizhan) cover
SATU SISI cover
Asrama 7709 cover
MISTERI LORONG SEKOLAH [PROSES REVISI] cover
SUSUK TERATAI PUTIH ( Tersedia Bentuk Novel) cover

BELASUNGKAWA II

16 parts Ongoing

Jika ada kejadian mistis yang disebabkan oleh hantu yang menempel ke tubuh kita dari suatu tempat, kita bisa dengan mudah mengusirnya kembali dengan doa dan sikap yang berani. Jika ada teror hantu yang sudah menjadi penunggu lama di rumah kita, tentu masih bisa diajak 'berbicara' dan semua mungkin akan baik-baik saja. Atau... jika ada sesosok makhluk halus yang menganggu di alam mimpi kita pada malam hari, tentu hal itu tidak akan terjadi selamanya sampai kita mati. Hantu, hantu, hantu. Sekali kita mengabaikan mereka, hantu akan pergi sendiri. Sekali kita mengusir mereka, hantu akan minggat secara mandiri. Namun, bagaimana jika hantu yang mengikuti kita bukan sekedar sosok ghaib yang mencari perhatian manusia? Melainkan sesosok arwah penasaran yang mati secara tak wajar. Ia meminta untuk diselesaikan urusan dunianya, memohon kepada kita untuk membebaskan keluarga yang ditinggalkannya dari perjanjian ilmu hitam yang belum selesai. Wajahnya yang tidak sedap dipandang, kain kafan butut yang menyelimuti tubuhnya, dan tanda-tanda kedatangannya yang membuat tubuh menggigil ketakutan, tak peduli siang atau malam. "Kenapa harus kita?" tanya Mehri dengan tatapan kosong, menatap pemandangan Keraton Surakarta Hadiningrat di depannya. Harrir menoleh. Rahangnya mengeras. Ia marah, tapi tak bisa mengatakan kata-kata sarkas. Ini wilayah keraton. Dia tidak bisa mengucapkan apapun, jadi yang terdengar hanyalah dengusan kesal yang tertahan. "Kita ke Solo ini mau ngapain?" tanya Muthi. "Mau belajar," jawab kedua sepupunya bersamaan. "Ada tujuan, 'kan? Berarti Tuhan juga punya tujuan kenapa harus kita yang ditandai Almarhum Pak Yanto." Harrir mengerjap lemas, menatap Muthi. "Tapi tetap aja. Kenapa harus kita yang seolah menanggung dosa dia?"