"Ruangannya hening, kepalanya yang berisik." Kalimat tersebut menggambarkan situasi saat ini. Seorang gadis terngah terduduk di dalam kamarnya. Beberapa menit lalu, teriakan demi teriakan terdengar dari luar kamarnya. Menatap kosong pintu di depannya. Baru beberapa menit lalu seorang pria masuk dari arah sana, diiringi dengan teriakan seorang wanita yang tengah mengeluarkan segala amarahnya. Pikiran untuk mengakhiri hidup. Berlari keluar dan tidak pulang lagi. Hingga pikiran untuk membunuh seseorang. Semua suara itu terdengar begitu menggiurkan untuk Shanika. Ia marah. Tapi, ia tidak punya kekuatan untuk mengeluarkan amarahnya. Isakan tangis anak kecil berhasil membuat gadis itu kembali ke dunia nyata. Membawanya kembali ke kenyataan yang begitu menyakitkan. Shanika saat itu masih memikirkan caranya menyelamatkan diri. Tapi, ia sadar jika gadis kecil yang kini memunggunginya sembari menangis juga harus ikut di selamatkan. Anak laki-laki yang masih berteriak di luar sana juga harus diselamatkan, meskipun ia seperti tidak mengerti apa-apa. Tidak ada yang bisa Shanika harapkan disaat ini, termasuk Raditya Buana, kekasihnya. Lantas, kemana Shanika harus pergi?All Rights Reserved
1 part