Pernah melihat pohon yang dipangkas kemudian kering secara perlahan? Jika pernah, itu adalah gambaran dari sosok Melodi. Pohon yang sering di pangkas hingga kering dan menunggu waktu untuk mati. Melodi ibarat pohon yang rusak akibat tangan jahil manusia. Keluarga yang selalu menekan dan mengahancurkannya perlahan membuat Melodi selalu berharap agar ia memiliki umur yang pendek, agar ia bisa mati depan cepat. Melodi merasa hidupnya tidak berarti. Ia kesepian dan merasa kosong. Hanya kehampaan dan penderitaan yang ia rasakan. Sampai sekarang, ia penasaran kenapa ia harus lahir di dunia yang kejam ini. Ada orang yang mengatakan bahwa sebelum lahir kita ditunjukan masa hidup dan mati kita di dunia. Sampai sekarang, Melodi penasaran hal bahagia apa yang membuatnya sudi untuk terlahir di dunia ini. Apa yang membuatnya penasaran hingga ia mau dilahirkan karena sampai sekarang, ia tidak bisa bersyukur untuk itu. Sampai sekarang pun ia masih tidak bisa menemukan jawabannya dan menunggu kematian datang menjemputnya. Melodi berharap ia berjodoh dengan maut dalam waktu dekat ini. Namun suatu hari, Melodi menemukan jawabannya. Untuk pertama kalinya ia bahagia bisa terlahir didunia. Tapi kenapa, kebahagiaan itu tidak bisa membuatnya untuk tetap hidup? Kenapa kebahagiaannya tidak mampu membuatnya untuk bertahan? Kenapa ia sangat lelah dan ingin menyerah? "Aku ... sudah sangat lelah," ucap Melodi dengan menatap jalan dari balkon kamar lantai sembilannya. Ia merentangkan tangannya dan membiarkan angin menyapunya. "Aku benar-benar menyerah kali ini," ucapnya sebelum menjatuhkan dirinya. 17 Juli 2023-???