Hidup lagi capek capek nya, malah punya guru yg terang-terangan nyatain perasaannya.
***
Mata Naya yang sedari tadi tertunduk dan melihat sekeliling, akhirnya bertemu dengan mata gurunya yang sedang melihatnya dengan tersenyum.
"Maksud bapak apaan sih?!"
"Yaa saya suka sama kamu" jelas Andri.
"Hah! Jangan bercanda pak! Saya masih muda pak!!" jawab Naya kaget.
"Heh, saya juga masih muda tau" kata pak Andri.
"Pak umur kita itu bedanya 10 tahun!!" Teriak Naya.
"Saya masih 27 Nay, udah sih jangan ngomongin umur"
"Hmm tapi saya gak bisa nerima perasaan bapak"
"Gapapa, kamu simpan aja perasaan kamu, biar perasaan saya, saya yang atur" jelas Andri tersenyum.
***
Naya berlari cepat menaiki tangga demi tangga, karena ia harus mengejar jam siaran yang sudah akan on air 10 menit lagi.
"SHIITT!!" Gumamnya melihat jam di tangannya.
Di tengah ia berlari menaiki tangga, Naya mulai terengah dan berhenti sebentar, pandangannya ke atas, ada seorang pria turun, melihat wajahnya cukup membuat mata Naya melebar.
Pria tersebut sedang berbicara melalui handphone nya, ketika turun tangga ia melihat seorang wanita yang sedang terengah-engah berdiri memegangi sisi tangga.
"Naya??" Tegurnya.
"Pak Andri.. Kok di sini?" Tanya Naya mengerutkan dahi.
"Oh saya mau ketemu teman" Jawab Andri.
Naya melihat jam tangannya kembali, lima menit lagi ia akan on air. "Haduh pak saya buru-buru, maaf yaa permisi"
"Eh Nay, mao kemana?"
"Siaran pak, udah dulu yaa" Naya menaiki anak tangga itu dengan cepat.
"Nay Nay tunggu.." Andri mengejar Naya dan menghalanginya "Nanti kita ngobrol lagi yaa" Senyum Andri.
"Ehmmm" Naya mengangguk senyum.
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.