Story cover for Like we just met (HAERYU) by mybrightme
Like we just met (HAERYU)
  • WpView
    Reads 146
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 146
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Aug 02, 2023
Saya selalu percaya, bahwa cinta hanya di miliki dan di ciptakan untuk mereka yang memiliki paras elok nan rupawan. Untuk mereka yang memiliki segudang bakat dan orang tua yang hebat. Sedang saya? tidak punya satu aspek apapun agar dapat dicintai oleh orang lain. Lalu apakah saya sedih? Haha, saya ga sekuat itu untuk bilang engga. Karena nyatanya, saya juga ingin di cintai. Ingin disayangi. Ingin diperlakukan seolah saya ini barang antik yang sangat berharga. Paling engga... oleh keluarga saya sendiri.
All Rights Reserved
Sign up to add Like we just met (HAERYU) to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
KARAFERNELIA  cover
F A T E |NA Jaemin| cover
Cerita Angkasa cover
2. Arkana || NCT dream [END] cover
1. Raga || NCT dream [END] cover
Semesta cover
Deon Memiliki Paman  cover
[√] Hydrangea Love | [Exp. Vers.] cover
Don't hate me || Jeno Jaemin [END] cover
[BL End]I am Married to a Mute cover

KARAFERNELIA

47 parts Ongoing

Cerita ini menggambarkan perjalanan emosional Bryan dan Alesha serta dampaknya pada anak-anak mereka, menggambarkan kebahagiaan di tengah kesedihan dan harapan untuk masa depan. .... Raka berdiri di tengah kamar, wajahnya merah dan napasnya memburu. "Lu mending keluar dari kamar gue sekarang juga! Lu cuma ganggu gue, tau nggak? Bicara yang penting-penting aja, jangan cuman bikin ribut!" ujarnya dengan emosi memuncak. Bian, yang sudah lelah dengan suasana tegang, menjawab dengan nada kesal, "Biasa aja napa sih? Iya, iya, gue keluar. Gue nggak akan ganggu lo lagi." Dengan geram, Bian membuka pintu dengan keras dan menutupnya sampai bergetar. Kamar itu kini hening. Raka berdiri diam, meresapi kesunyian yang menggigit. Di sudut kamar, dia membiarkan air mata menetes perlahan, wajahnya tersembunyi di balik tangan. Dalam isak tangisnya, dia berbisik, "Gue nggak benci, gue cuma kangen. Gue pengen banget ngerasain pelukan dari sosok ayah, tapi dia udah punya keluarga sendiri, jadi gue nggak bisa ganggu dia." Raka merasa frustasi dan terpuruk, merasakan setiap detik beratnya kepergian dan kekosongan yang ditinggalkan. Seperti jejak langkah yang meninggalkan bekas, kenangan itu terus menghantui dan menyisakan luka dalam hati.