Keheningan gulita malam terasa begitu sunyi, aku terjebak dalam lelapnya tengah malam di halte itu. Aku tak bisa membedakan manakah realita dan mimpi, tetapi pertemuan kita terasa begitu indah dengan bau amis darah di sekujur tubuhmu.
Aku sangat bersyukur malam itu diusir dari rumah yang bagaikan neraka. Aku tak menyangka diambang kesakitan dan kesedihan ini bisa bertemu dengan malaikat yang sedang membutuhkan kehangatan dan kasih sayang.
Kamu, Prasatya Chandrawana Lentera. Malaikat yang kutemui diwaktu yang tepat, sesuai namamu 'Lentera' kamu bagaikan cahaya yang datang didalam hidupku yang penuh kegelapan. Seorang pelukis yang sangat menyukai laut serta malam, orang yang menyukai buku novel fantasi, nilaimu yang selalu bagus di semua mata pelajaran, kamu terlalu sempurna untuk hidup di dalam kenyataan yang pahit ini.
Walaupun begitu, tak seharusnya kamu memaksakan diri untuk pergi. Sesuka itukah kamu dengan laut? sampai-sampai menyatu dalam ombak yang tenang itu?
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-