غلاف قصة [TERBIT CETAK] Dering Coding Feeling بقلم DRoss__
[TERBIT CETAK] Dering Coding Feeling
  • WpView
    مقروء 81
  • WpVote
    صوت 22
  • WpPart
    أجزاء 5
  • WpView
    مقروء 81
  • WpVote
    صوت 22
  • WpPart
    أجزاء 5
مستمرّة، تم نشرها في أغسـ ٠٧, ٢٠٢٣
Blurb:

"Are you alright?" tanya Rama dengan suara beratnya yang dalam, memecah keheningan panjang di antara mereka.

"Kamu enggak seharusnya baik sama aku, Rama," lirih Sachi, suaranya teredam isakan. Kata-kata itu terlontar begitu saja, tanpa bisa disaring lebih dulu. Pelukan Rama yang seharusnya menenangkan, justru membuatnya merasa semakin kecil dan tidak berharga. Tangannya menggenggam erat ujung kemejanya, seolah-olah mencari kekuatan di sana. Sachi mendongak perlahan, menatap Rama dengan mata berkaca-kaca. "Aku ini anak hasil hubungan gelap," lanjutnya dengan suara bergetar. "Anak dari perempuan perebut suami orang." 

Dengan masa lalu menyakitkan, Sachi dipertemukan dengan Rama, pria yang mencarinya selama lima tahun. Cinta yang mulai tumbuh di antara mereka harus berhadapan dengan ketakutan terbesar Sachi dan luka lama yang Rama simpan.
جميع الحقوق محفوظة
قم بالتسجيل كي تُضيف [TERBIT CETAK] Dering Coding Feeling إلى مكتبتك وتتلقى التحديثات
أو
#732officeromance
إرشادات المحتوى
قد تعجبك أيضاً
Side Chick ✅️ بقلم maharanidnda
55 أجزاء مكتمِلة للبالغين
Side chick (n) the other woman; also known as the mistress; a female that is neither a male's wife or girlfriend who has relations with the male while he is in another relationship "Kamu bilang akan selamanya bersamaku, apa itu bohong?" Tanyanya sendu. Pria di hadapannya hanya bisa memejamkan mata mendengar tuduhan yang dilayangkan kepadanya. Entah sejak kapan janji yang selama ini selalu ia pegang teguh kini terasa menjadi beban baginya. Ia sudah tidak sanggup lagi. "Bukannya aku bohong." Helaan nafas beratnya terdengar menggema di seluruh ruangan yang kini hanya berisi mereka berdua. "Lalu apa?" Paksanya. Ia ingin tahu kenapa pria yang selama ini selalu bersamanya kini meninggalkannya. "Lalu apa?" Bentaknya. Di hadapannya, pria itu hanya memejamkan mata tak tahu harus berkata apa. Ia tidak ingin menyakiti gadis di hadapannya ini, meski nampaknya sudah terlalu terlambat untuk itu. Air mata yang semula hanya mengalir kini diiringi isakan pilu yang membuat hatinya mencelos. Seharusnya ia yang menjaga gadis itu, bukan menjadi penyebab dari tangisnya. Tak lama, suara langkah mulai terdengar dan ia hanya bisa menggigit bibirnya menahan semua emosi yang kini melandanya. Semakin lama semakin jauh hingga akhirnya ia tak lagi bisa mendengarnya, diiringi oleh bunyi debaman pintu yang ditutup dengan kencang hingga membuatnya terlonjak. #1 on OldLove #1 on Onesided #2 on forbidden #3 on childhoodfriends #31 on flashback #66 on firstlove
SKANDAL ADIK IPAR (SELESAI) بقلم Ayu_Wandira1
31 أجزاء مكتمِلة
"Rafael" kata itu meluncur dengan sendirinya. "Kamu tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" Tanya Rafa. Ia memperhatikan tubuh Arin, ia memastikan tidak ada terluka sedikitpun ditubuhnya. Rafa mengenal wanita berparas cantik itu. Pertama kali ia lihat bahwa itu adalah Arin, calon adik ipar. Dulu Rafa, mengenal Arin saat Arin masih kecil, kira-kira ia masih duduk di sekolah dasar, dan sekarang tumbuh sebagai wanita dewasa. Oh Tuhan, kenapa Arin tumbuh begitu cantik, kulitnya pucat seperti porselen, tidak pernah disentuh. Matanya begitu bening dan hidungnya mancung. "Saya tidak apa-apa, kesayangan, kenapa bisa hancur begini" Arin melangkah mendekati ponsel miliknya, ia memunguti satu persatu kepingan-kepingan ponsel miliknya. Kesayangan? Ternyata Arin menyebut ponsel itu dengan kata kesayangan. Rafa ingin tertawa, Rafa lalu mendekati Arin, dan ikut berjongkok memunguti kepingan-kepingan ponsel Arin yang hancur berderai. Diliriknya lagi Arin dihadapannya. "Maaf, saya akan mengganti ponsel baru untuk kamu" ucap Rafa mencoba memberi solusi. Sesungguhnya kejadian tadi bukan salah ia sepenuhnya. Arin lah yang tidak melihat arah tujuannya, Arin lebih asyik dengan layar ponsel itu. Sehingga menyebabkan adegan tebarkan itu. "Tapi, disini banyak foto-foto saya". "Yasudah nanti kita ke konter, saa yakin pihak konter tahu cara memindahkan foto-foto kamu itu" Rafa lalu berdiri, dan kembali menatap Arin. "Kamu kenapa bisa ada disini, Arin?" Tanya Rafa. "Liburan" ucap Arin ia malah menyengir. "Sendiri?". "Iya dong, sama siapa lagi". "Liburan sendiri itu tidak baik, kalau terjadi apa-apa bagaimana? Ini Bangkok loh" ucap Rafa, lalu duduk dikursi tunggu, diikuti juga oleh Arin. "Tapi, saya sudah biasa kok. Kamu kenapa ada disini?". "Saya ada urusan kerja" ucap Rafa. "Jadi gimana, handphone saya?".