Citra, seorang siswi SMA yang gemar menyanyi, dihadapkan pada konflik orangtuanya yang sering berbenturan. Di balik senyumnya di sekolah, ia menyimpan beban masalah keluarganya yang terpendam dalam hati. Suatu hari, emosi yang tertahan tak lagi bisa ia kendalikan, sehingga kepribadiannya pecah menjadi banyak bagian.
Terperangkap di alam bawah sadar, Citra memulai perjalanan surreal melintasi psikennya yang terfragmentasi, dunia penuh pemandangan misterius dan simbolisme. Di sini, ia bertemu berbagai aspek dari kepribadian dirinya sendiri, masing-masing mewakili sisi yang berbeda dari karakternya. Dalam labirin pikirannya, ia harus menghadapi emosi tersembunyi dan masalah tak terpecahkan yang menyebabkan pembelahan identitasnya.
Semakin dalam ia menjelajahi dunia ini, Citra mengungkap kenangan lama dan pengalaman yang pernah ditindasnya. Setiap pertemuan dengan kepribadian lain membawa pelajaran berharga tentang penemuan diri dan penerimaan. Melalui introspeksi, ia mulai memahami akar dari perjuangan emosionalnya dan pola perilakunya.
Dibimbing oleh kesadaran yang baru, Citra berusaha menyatukan sisi-sisi dirinya yang terpecah dan merebut kembali kendali atas kesadaran utamanya. Di tengah perjalanan ini, ia belajar arti kasih sayang pada diri sendiri dan kekuatan dalam mengakui kerentanannya. Dengan dukungan dari kepribadian dalam dirinya, Citra menemukan keberanian untuk menghadapi orangtuanya tentang konflik mereka, membantu mereka menyadari dampak perseteruan mereka pada kesejahteraannya.
"Spotlight Symphony: The Dance of Personalities" adalah kisah menarik tentang ketahanan, penemuan diri, dan kekuatan transformatif dari merangkul identitas sejati. Ini mengingatkan kita bahwa mengakui emosi kita dan menghadapi masa lalu adalah kunci pertumbuhan pribadi dan jalan menuju penyembuhan dan harmoni.
"Bukan gimana-gimana nih Pak.. Saya minta maaf banget ini sebelumnya. Tapi Bapak janji jangan ajuin mutasi saya ke HRD ya Pak"
"Kamu mau ngomong apa?"
"Anu.. itu Pak, saya nolak Bapak!" kedua mata Adena terpejam erat sesaat setelah menyelesaikan ucapannya. Siap mendengar teriakan, ancaman, ataupun makian dari Bos-nya itu karena ucapan paling kontroversialnya tadi.
Namun dua menit berlalu, memaksa Adena membuka sebelah matanya ketika di rasa tidak ada respon yang di lontarkan Gaharu.
Tatapan dan mimik muka Gaharu hanya datar. Tak sedetikpun berpaling. Terus menatap ke arah Adena.
Atmosfer mulai terasa dingin. Membuat Adena buru-buru menundukkan kepalanya, memutus kontak mata dengan Bos-nya itu.
"Bapak bisa anggap ucapan saya yang tadi Prank kok kalo Bapak merasa terganggu"
Let's check and vote!