"sebenernya jujur dari hati lo sendiri, mimpi lo apa sih Ul" Pertanyaan itu akhr-akhir ini sering kali ditanyakan orang-orang kepadaku. Alih-alih memberi jawaban yang jelas, aku hanya mengangkat bahu mengisyaratkan jika aku pun bingung ingin menjadi apa dimasa depan. Tak jarang aku pun mempertanyakan hal itu pada diri sendiri, apa semua usahaku selama ini benar-benar ku perjuangkan untuk mimpiku sendiri, atau hanya menuruti ego sesaat. Mataku menatap temaram lampu taman, mencerna segala hal yang kini melintas riuh di kepalaku "apa gue cuma berusaha mewujudkan mimpi orang lain ?" gumamku "nah lo ! mimpi siapa tuh ?" ujar Marko yang sontak mengejutkan ku. Aku kembali membuka buku catatan kecil yang sering ku bawa. Buku itu nyaris usang, terlihat dari beberapa lembar mulai menunjukkan noda coklat di tepian kertasnya. Ku baca mulai awal hingga aku berhenti di satu halaman yang membuat ku bingung tentang isinya. Lantas fikiranku kembali sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama dengan apa yang orang tanyakan. atau mungkin lebih parah dari itu, aku tak punya mimpi sama sekali.