Jambu biji (Psidium guajava) atau sering disebut jambu batu, jambu siki, dan jambu klutuk. Tanaman jambu bukan merupakan tanaman asli indonesia. Dari berbagai sumber pustaka menyebutkan bahwa tanaman jambu biji diduga berasal dari Meksiko selatan, Amerika tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis. Seiring dengan berjalannya waktu, jambu biji menyebar di beberapa negara seperti Thailand, Taiwan, Indonesia, Jepang, Malaysia dan Australia. Tanaman ini tumbuh subur di daerah pada jenis tanah gembur, subur dan mempunyai drainase yang baik.
Tanaman jambu biji memiliki batang yang kuat berwarna coklat. Ranting jambu biji tidak terlalu kuat. Daun jambu biji memiliki panjang 10cm lebar 5cm, daunnya bertekstur kasar. Buah jambu biji berdiameter 12cm, memiliki tekstur kasar dan berwarna agak kekuningan ketika sudah masak. Pohon jambu biji memiliki tinggi rata rata 2-10m
Jambu biji sangat tinggi kandungan vitamin C. Dari segi kandungan vitamin C- nya, vitamin C dari buah jambu biji putih sekitar 116-190mg, sedangkan pada jambu biji merah adalah 87mg per 100 gram jambu. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk melawan serangan radikal bebas penyebab penuaan dini dan berbagai jenis kanker. Jambu biji memiliki beberapa kelebihan, antara lain buahnya dapat dimakan sebagai buah segar, dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman. Selain itu, buah jambu biji bermanfaat untuk pengobatan (terapi) bermacam-macam penyakit, seperti memperlancar pencernaan, menurunkan kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah dan lesu, demam berdarah, dan sariawan. Selain buahnya, bagian tanaman lainnya, seperti daun, kulit akar maupun akarnya, dan buahnya yang masih muda juga berkhasiat obat untuk menyembuhkan penyakit disentri, sariawan, kurap, diare, pingsan, radang lambung, gusi bengkak, dan peradangan mulut, serta kulit terbakar sinar matahari.