Bagaimana rasanya ketika hari mu begitu tenang?
Angin meraba-raba membuat rambut mu melambai dan menari, terkadang menerpa wajah dan menutupi matamu yang selalu sendu dan abu-abu.
Semua makhluk di semesta ini memiliki kekuatanya masing-masing, untuk tertawa, untuk bahagia, bahkan untuk menangis, lalu bagaimana rasanya ketika kekuatan itu menghilang? Hati mu tenang?
Apa kamu pernah keheranan, ketika seharusnya kamu menjadi orang paling sedih pada suatu situasi, justru dada mu terasa ringan, tidak ada rasa kebas membiru yang menjerat, ketika seharusnya kamu menjadi orang paling sedih, yang seharusnya bola mata mu terasa panas karena terdesak lelehan air mata, kamu justru menjadi orang yang paling tidak mengerti dirimu sendiri, kamu justru bersedih karena kamu kehilangan rasa sedih, kamu bersedih karena tidak merasa kehilangan atas apa yang selalu dekat.
Apa karena sudah terbiasa terjerat? Sudah terbiasa lebam? Sudah terbiasa merasa perih? padahal saat pertama kali rasanya semua ingin dibanting, begitu sesak, pedih, sampai harus menahan rasa ingin bicara karena takut berteriak.
Sekarang, mari kita berkenalan, dengan bunga-bunga dan kupu-kupu, dengan air dan riaknya, dengan laut dan pasang-surutnya, dengan bulan dan pucatnya, dengan kopi dan pahitnya, dengan hujan dan badainya, dengan ingin dan izinnya.
Sebelum itu, kamu berkesempatan untuk lari, sejauh mungkin, dan jangan kembali
Kamu berkesempatan untuk hilang, dan tidak ditemukan
Kamu berkesempatan untuk berbicara sebelum akhirnya bisu
Karena setelah ini tidak ada hening, tidak ada diam, semua RIUH.All Rights Reserved