H E I R [ MINWON VERS ]
  • Reads 4,580
  • Votes 13
  • Parts 1
  • Reads 4,580
  • Votes 13
  • Parts 1
Ongoing, First published Aug 15, 2023
Kehidupan yang sangat gelap, menjauhi permainan yang berhubungan dengan hati dan bermain dengan wanita-wanita secara acak. Selalu mengunjungi bar milik temannya hanya sekedar mencari kesenangan sesaat. Di temani sebatang rokok di bibir dan musik berdentum dengan keras demi mencari sedikit ketenangan. 

Apakah ada manusia yang bisa berpikir tenang di tengah ramai nya kehidupan dunia yang di hinggapinya ? Tentu saja ada, ini adalah cerita tentang dia yang mencari makna dari tujuannya sendiri.

Wonwoo adalah pria yang tak percaya pada cinta dan sering bergonta ganti teman bermain, bertemu dengan Mingyu pemilik perusahaan besar yang memiliki segalanya. Lalu sampai manakah takdir membawa kisah mereka ?



"Hei Nu, apakah kau belum pernah menjalin hubungan ?" 

"Cih..itu hal yang membuang-membuang waktu, aku tidak menyukai ketika aku harus melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsipku"


_________________

B x B 
Minwon

Cerita ini merupakan hasil kolaborasi dari kak sugarcandy🎀 dan aku sendiri. Apabila ada kesaman nama atau tempat itu merupakan hal yang tidak di sengaja.
All Rights Reserved
Sign up to add H E I R [ MINWON VERS ] to your library and receive updates
or
#910minwon
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Best Of Miracle cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
BABY CHANIE cover
He Fell First and She Never Fell? cover
antagonis wife [PO] cover
Choose Family  cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.