Yang mengenal Aruna selalu saja bilang, membedakan Aruna dengan balokan es itu sulit, sama-sama beku. Disandingkan dengan tembok pun kelihatan mirip, karena ekpresinya sama-sama datar. Mau kepalanya dilempar batu juga hanya diam saja. Aruna memang bukan makhluk talkatif nan ekpresif. Mereka memang belum menyadari saja kalau Aruna dan kepalanya juga bisa berkutat dengan emosi kesal, jengkel, greget dan menahan tawanya hingga sesak nafas ketika dihadapkan dengan tetangga barunya yang lucu, Biantara. © 2024, woohwaa