Selendang Sang Penari

Malam itu, tepat pada pukul 01.20 sebuah kain panjang melilit indah di mulut seorang remaja laki-laki yang tampak sudah terbujur kaku.

Seorang remaja laki-laki lain bersimpuh di sisi kirinya, tatapan matanya menyorot kosong kearah mayat di depannya. Rasa takut, senang, kecewa, dan lega kini bercampur menjadi satu.

"Kau sudah gila rupanya," suara lembut khas wanita mengudara dari seorang gadis yang duduk di sebuah kursi tak jauh dari letak mayat itu. Ia mengenakan busana seorang penari, tetapi sudah dipenuhi bercak darah.

"KAU YANG GILA SIALAN!!" Teriak seorang remaja laki-laki itu, tangannya terangkat menunjuk tepat ke arah wajah gadis yang tampak tenang itu dengan telunjuknya.

"Ya, tapi kau jauh lebih gila dariku. Bukankah kau baru saja tersenyum sangat lebar ketika kau melilitkan selendang itu, heum?" Tanyanya, nadanya terdengar sangat tenang seperti tak terjadi apa-apa. Jangan lupakan senyuman yang selalu tak luntur dari bibirnya.

••••

Disclaimer!
Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri, terdapat kata-kata kasar, & adegan kekerasan.
Kesamaan apapun yang terdapat di sini juga merupakan unsur ketidaksengajaan.

© Chiracheese