11 parts Ongoing Seorang gadis kecil tampak berjalan sendirian di bawah hujan yang turun dengan begitu lebat. Malam itu gelap, dingin, dan sunyi. Angin menusuk tajam seperti ribuan jarum, dan suara hujan yang menghantam aspal menciptakan irama kelam yang menyayat hati. Di tengah suasana yang begitu mencekam, gadis kecil itu melangkah tertatih, tubuhnya gemetar hebat.
Pakaian yang melekat di tubuh mungilnya sudah basah kuyup, menempel erat di kulit yang pucat dan menggigil. Rambut panjangnya yang terurai acak-acakan menempel di wajahnya, menutupi sebagian matanya yang sembab dan kosong. Langkahnya lemah, kakinya menyeret, seolah setiap gerakan menguras sisa-sisa tenaga terakhir yang ia miliki.
Tubuh kecil itu penuh luka. Di lengan, punggung, bahkan di pipinya, tampak jelas lebam-lebam ungu kebiruan dan sayatan yang belum sepenuhnya sembuh. Darah yang semula mengalir kini perlahan tersapu oleh air hujan, membaur menjadi jejak samar merah di trotoar basah yang ia lewati. Namun, bukan hanya tubuhnya yang terluka-jiwanya pun telah robek, jauh lebih dalam dari luka di kulitnya.
Gadis itu terus berjalan, entah ke mana. Tak ada arah. Tak ada tujuan. Hanya insting untuk bertahan, untuk tidak jatuh... meskipun langkahnya semakin goyah. Matanya yang berkaca-kaca berusaha tetap terbuka, namun pandangannya mulai kabur. Setiap detik terasa lebih berat. Udara yang dihirupnya terasa tipis. Dunia di sekitarnya memudar.
"𝑫𝑰𝑬" . 𝑬. 𝑨. 𝑨.