Kita dipertemukan oleh takdir, begitu juga dengan akhirnya.
Sudah banyak waktu yang kita habiskan bersama, bagaimana persahabatan ini berubah menjadi sebuah keluarga kecil,
Berubah menjadi rumah kedua untuk kita pulang mengistirahatkan diri, mengisi energi, berkeluh kesah, menangis, tertawa, dan bercanda bersama.
Paul : aku sayang kalian, ayo terus bersama
Nabila : kalian adalah sahabat, keluarga, dan kakak yang paling aku sayangi. Paul, kak Salma, kak Rony, semua kenangan kita akan aku ingat sampai aku mati
Rony : dua kata, CINTA dan KELUARGA
Salma : Bersyukur banget memiliki kalian di kehidupan ini. PANAROMA ku, Semoga kita semua sehat selalu ya, aku sayang kalian, jangan tinggalin aku ya..
[HANYA CERITA FIKSI DAN TERINSPIRASI DARI PANAROMA]
cover by pinterest
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.