Naura~ Sebuah Asa 🕊️

Ketika dilanda kekalutan, lelah dan menyerah, dua kata itu teramat sulit untuk ditepis. Apakah dunia begitu enggan menerima? Seolah pijakan dan helaan napas adalah sebuah kesalahan, apakah mengakhiri segalanya adalah jalan paling tepat?

______________________________________

Naura tidak pernah menjadikan keterbelakangan ekonomi sebagai hambatan untuk dirinya meraih asa. Menjadi seorang psikolog merupakan cita-cita yang sejak dulu ia damba.
Naura berpikir bahwa banyak manusia rapuh di luar sana yang kerap kali bersembunyi dari rasa takut dan tenggelam dalam lubang keputusaan. Dunia psikologi adalah yang Naura ketahui sebagai salah satu media untuk membantu orang-orang tersebut agar keluar dari kubangan masalah. Alasan ini pula yang menjadikan gadis lima belas tahun itu tidak pernah goyah akan pilihannya di masa depan.

Lalu tatkala ambisi besar untuk meraih semua mimpi masih sangat menguasai, Naura dihadapkan dengan kenyataan pahit yang terlambat ia sadari. Kendati menjadi mahasiswa psikologi yang merupakan langkah awal menuju mimpi telah ia cecap. Naura harus bersikap denial setelah mengetahui bahwa ia juga membutuhkan psikiater untuk menyembuhkan psikisnya sendiri.

Akankah Naura masih dapat menggapai semua harapannya setelah label 'pengidap gangguan mental' juga tersemat pada dirinya?

Haruskah Naura berfokus mengobati diri sendiri dan memutus mimpinya?

Banyak pilihan yang bisa ia ambil tetapi Naura nyaris lupa bahwa segala sesuatu dapat berubah tanpa sadar. Bahwa setiap rencana tidak selalu berjalan lurus.

"Aku pernah menemukan tempat senyaman rumah, tapi tanpa sadar aku menangis setiap hari."