[𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥 𝐖𝐨𝐫𝐤𝐬/𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲]
Pembebasan itu mahal. Sunnah dibayar harta, Wajib dibayar darah.
Demikian realita navigasi perang pembebasan Yosef the Chosen One. Beliau kumandangkan adzan kematian teruntuk mereka-mereka yang menjeruji hamba-hamba Tuhan dalam kekang perbudakan; parasitisme budaya, harusnya mati dan lepas dari retorika pikiran, dan bila tidak ingin, lantas terpaksa batok kepala wajib hilang dari sisa rangka jantung.
Akan tetapi realita tidak mulus bersih. Perang akan memiliki intrik, politik, dan Mahakali. Negeri Khairos t'lah dipapar Tuhan. Alam hijau dan abu terbuka lebar bagi sang Dewi untuk menari sempurna penuh kepuasan.
Bersama Dramatis Personae memberikan pandangan unik, pertanyaan dan konklusi, mengenai peristiwa sejarah kuno Dunya Tuhan. Karya mengenai intrik politik, teologi agama pembebasan, revolusi sosial, dendam kesumat, serta epikifasi strategi & taktik pertempuran.
Trigger Warning:
Kekerasan, Gore, Rasisme, Konten Religi, Kanibalisme, Supernatural, Mistisisme, dan lain-lainnya.
[ Tulisan ini merupakan karya fiksi; kesamaan nama, tempat, peristiwa, dan lain-lain merupakan sesuatu yang tidak disengaja, mohon kebijaksanaan dari pembaca ]
---------------------
Jangan lupa untuk taruh cerita ini pada bahan bacaan kalian, ya! Dan silahkan untuk memberi upvote saat kalian selesai membaca, ya!
Terima kasih!~
Kami kembar, kembar siam. Jika dilihat secara fisik kami memiliki satu tubuh dengan dua kepala.
Ternyata kembar siam belum cukup 'tuk menjadikan kami istimewa. Ada hal lain. Terutama semenjak kedatangan tetangga baru. Dia Rudi, pria jelek bertubuh bongsor. Dia mati.
Teror jendela rumah terjadi sejak kematiannya. Anehnya, hanya aku yang dapat merasakan kehadiran teror. Tidak dengan saudara kembarku Azka. Padahal kami selalu bersama.
Ingat siapa pun bisa menjadi iblis, siapa tahu orang yang di sebelahmu itu.