Jauh Lebih Sempurna

"Dalam sebuah pelayaran, tidak semua kapal akan sampai ke destinasi yang diinginkan." Jane koyakkan bungkusan coklat.

"Sebagaimana Columbus yang pada dasarnya hendak mencari India, namun tersesat ke Amerika." Jane masukkan coklat ke dalam mulut.

"Tetapi, sekurang-kurangnya, di dalam perjalanan itu kita masih mampu belajar tentang ilmu-ilmu pelayaran, bagaimana caranya mengetahui arah melalui bintang-bintang, dan apa yang perlu dilakukan saat gelombang datang menyerang."

***

"Untuk tahu segala-galanya tentang saya, kamu harus hidup selama-lamanya bersama saya. Kamu..." Juna menatap gadis itu dalam-dalam. "sudi?"

***

"Sesuatu yang indah pasti akan datang untuk sesiapa yang menunggu dengan sabar. Seperti adanya pelangi setelah hujan, bulan dalam gelapnya malam, dan gembira setelah kesedihan. Betulkan, Nenek?" Jane menatap Nenek, memberi isyarat mata supaya Nenek memujuk Melur.

"Hujan itu rahmat. Malam itu rehat. Kesedihan itu mengajar kita menjadi kuat." Giliran Nenek mengucup ubun-ubun Melur. "Hidup itu perjalanan. Jalani saja. Asal kita simpan Yang Maha Kuat di sini." Nenek tekap telapak tangan pada dada kiri Melur.

***
Barangkali, ini hanya sebuah cerita yang biasa-biasa sahaja. Sebuah cerita yang tidak punya banyak bintang dan pembacanya. Semoga kamu punya masa untuk membaca kisah ini ;)