Seperti aksara yang ditulis pada selembar kertas kosong dan membentuk puisi, ia datang ke dalam kehidupanku untuk mengisi ruang tak berpenghuni. Lantas, diukirnya banyak sekali kenangan indah tak terlupakan sehingga kisah kami yang bersua bertahun-tahun yang lalu perlahan berubah menjadi kisah yang fana, dan tanpa diduga berhasil mendatangkan sebuah rasa. "Seandainya kisah hidup kita dijadikan film, menurut lo happy ending yang pas kayak gimana?" "Mungkin... if we'll get married at the end? Tapi kayaknya impossible. Ya nggak, sih?" "Kenapa impossible?" "Karena sahabat itu ada untuk saling melindungi, bukan saling memberi rasa. We are best friend, right?" Sayangnya, ia selalu bersikeras bahwa kami adalah sepasang yang dipertemukan hanya untuk saling melindungi, tak juga untuk saling memberi rasa. ©riludicta, 2024
4 parts