SAMPUL BIRU

oke ini cerita kedua gw ya gays....
ini cerita di kutip dari buku diary seseorang yang ingin kehidupannya di buat cerita, jadi saya menerima sajalah tapi gays ini ada cerita nyata dan ada juga fiksi tapi gitu deh pokoknya campur gitu pokoknya......
Inikan cerita non fiksi tapi gw tagarnya pake fiksi remaja karena di cerita ini gw banyakin fiksinya... Ya karena si anunya yang minta...

UDAH GAYS BACA AJA KLO PENASARAN.....

rakyan memasuki rumah bundanya dengan tergesa-gesa, tapi setibanya di sana tidak ada yang menjawab salamnya biasanya bunda dan adik tirinya yang selalu menyambutnya

"assalamu'alaikum bunda" rakyan berjalan menghampiri bundanya

PLAKK

"kamu itu kaka rakyan, kamu harus menjaga adik kamu ya walaupun bukan dari ayah yang sama, bukan malah ngebiarin dia ninggalin bunda di mana tanggung jawab kamu sebagai kaka, gara gara kamu yang gak becus anak perempuan bunda meninggal" bunda menunjuk nunjuk rakyan yang masih memegang pipinya

"tapi bun itu udah takdir, bunda kan tau aku di tuntut buat belajar, aku juga ngga mau bun seperti ini aku cape, tapi aku juga anak bunda ,aku kesini karena kangen bunda, aku rela kabur demi bunda tapi kenapa bunda nampar aku yang gak tau apa apa, apa bunda lupa kalau aku home schooling" tanpa rakyan sadar air matanya menetes, rakyan juga syok karena baru kali ini bundanya marah dengan menyebutkan namanya

"itu udah kewajiban kamu, saya kecewa sama kamu mulai hari ini kamu bukan lagi putra saya kamu hanya seorang pembunuh" bundanya pergi begitu saja

"udah puas lu hancurin keluarga gw, lu hanya seorang pembunuh seharusnya lu yang mati karena gak ada lagi yang peduli sama lu rakyan" alta dia anak tiri bunda

"pergi kamu dari rumah saya" rakyan menatap papah tiri dan kaka tirinya lalu meninggalkan rumah itu