kita adalah dua orang yang dipertemukan namun tak akan bisa disatukan, aku disini hanya sebagai orang yang menemanimu disaat kamu belum menemukan cinta sejatimu
Sebuah kisah tentang dua remaja yang terjebak dalam cinta yang tidak bisa diwujudkan karena gender yang sama. Mereka menemukan kesulitan besar dalam menjalani hubungan mereka secara terbuka di tengah-tengah tekanan sosial dan prasangka dari lingkungan sekitar mereka. Meskipun saling mencintai, mereka harus menghadapi konflik internal dan eksternal yang menguji keberanian, kesetiaan, dan tekad mereka untuk tetap bersama.
"Del, aku mau kita sama-sama terus" -zee
"Gak bisa zee! Orang tua kita gak merestui hubungan kita, dunia, alam semesta dan tuhan pun tau, hubungan kita gak sehat" -adel
"hutff, oke aku paham" -zee
"bagus, sekarang tinggalin gua sendiri disini" -adel
Meski cinta mereka kuat, hambatan takdir dan keyakinan agama menjadi ujian yang sulit bagi mereka. Dalam perjalanan mereka, mereka harus mempertimbangkan nilai-nilai keluarga, kepercayaan, dan harga diri mereka sendiri. Pertanyaan tentang identitas diri dan hak untuk dicintai dengan bebas menjadi pusat perjuangan mereka, dengan pilihan sulit antara mengikuti hati atau mematuhi ekspektasi masyarakat dan kepercayaan agama mereka.
DISCLAIMER⚠️
Cerita ini adalah karya fiksi yang sepenuhnya merupakan hasil imajinasi penulis. Semua nama, karakter, tempat, dan kejadian dalam cerita ini digunakan dalam konteks fiksi dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan peristiwa, tempat, atau orang sebenarnya, hidup atau mati. Kesamaan dengan kejadian nyata atau individu tertentu hanyalah kebetulan belaka.
[ ZEEDEL ] Zee dom
cerita ini mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis yang tidak memiliki siapapun, dalam arti lain yaitu yang dia miliki hanya dirinya sendiri.
ia memang mempunyai rumah dan orang tua yang lengkap, namun rumah tersebut baginya adalah neraka.
setiap ia pulang kerumah tersebut luka luka nya akan terus bertambah, baik luka fisik ataupun mental.
suatu hari ia memberanikan diri untuk keluar dari rumah tersebut ia memilih untuk ngekost ditempat yang terbilang cukup sederhana.
syukur nya ia juga memiliki satu rumah untuk tempat berteduh nya, dalam maksud lain tempat menceritakan semua masalah kehidupan nya.
rumah tersebut memang bukan berbentuk bangunan, rumah tersebut berbentuk seperti dirinya manusia yang bisa menerimanya apa adanya..
rumah bukan hanya berbentuk bangunan, bukan?
akan kah salah satu dari mereka mempunyai rasa terhadap satunya?
maka dari itu ayo ikuti perjalanan cerita mereka...