Kamu ialah keberuntungan yang membawa kebahagian yang tak tanggung-tanggung
Dalam menikmati hidup kita begitu berbeda. Kamu mewarnai harimu dengan membaca dan menulis puisi yang kau suka. Sementara aku, tertawa sana-sini sembari meletakkan peruntungan dimeja judi yang fana. Namun, semesta punya caranya sendiri mempertemukan kita.
Aku masih ingat pertemuan itu, kita satu kelompok di mata kuliah umum dikelas bahasa. Dua orang asing yang awalnya hanya saling tukar kontak untuk sekadar membahas tugas saja, malah saling berbagi cerita. Dan pertemuan-pertemuan selanjutnya membuat kita layaknya teman dekat, tak ada canggung yang mengambil peran saat kita saling berbicara.
Selepas pertemuan yang tak diduga itu, kita seringkali melibatkan diri berduan. Entah, hanya untuk sekadar ngopi, menemanimu ke toko buku, nonton, dan kegiatan lainnya seringkali kita nikmati berdua. Terlepas dari apapun yang kita lakukan, berada didekatmu sungguh nyaman ku rasakan.
Bagiku, hadirmu ialah keberuntungan yang membawa kebahagian yang tak tanggung-tanggung. Jika perasaan seperti ini yang dinamakan jatuh cinta. Semoga, aku tak jatuh cinta sendirian.
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏