*** Ku berlari kecil menuju parkiran yang tidak jauh dari arah ku berjalan… Mobil Alpard putih kesayanganku telah menungguku dengan setia… Sebuah mobil yang ku beli dari hasil jerih payahku bermain piano dan tentunya suntikan dana kedua orang tuaku yang super tajir…. Tak berselang lama… “Mas Yuda, nanti sore sibuk gak? Jalan lagi yuk…” Suara teriakan Bella sempat buatku terperanjat… Nada rayuan khasnya mulai buatku merinding… “Ah, Bella… mengagetkanku saja… Duh, kita lihat nanti saja deeh” ku kabari” tampak tersirat rasa kecewa pada wajah Bella. Dia pun segera berlalu tinggalkanku tanpa sepatah kata terucap dari bibir mungilnya. *** Nada over the horizon kembali bordering… “Yuda, kamu dimana? Aku udah nyampek 2 jam lalu” suara Rena terdengar sangat asing… “oh iya Rena, bentar lagi ku sampai bandara… Kamu jalan saja lurus, belok kanan nah di sana ada bermacam makanan khas Indonesia… Ku masih di jalan” berbohong memang awal yang baik bagiku. “okay” Rena pun menutup telponnya. Sejujurnya ada rasa penasaran, dari mana dia memperoleh nomor ponselku? Segera ku kemudikan mobil kesayanganku… Siang terik panas sang mentari membuatku takut terbakar olehnya… *** Lampu merah lalu lintas menghambat perjalananku menuju Bandara… Terlihat jelas olehku, seorang wanita paruh baya menjual beberapa kuntum bunga mawar yang masih segar… Ada rasa iba yang tiba-tiba hadir… Segera ku beli 30 kuntum keseluruhan bunga mawar yang di jual olehnya. Nampak dari balik kaca spion, senyuman bahagia Nampak jelas dari raut wajah rentanya yang tiada muda lagi oleh berjalannya waktu.. *** Telah setengah jam ku berkeliling area tempat berjualan aneka makanan di Bandara, namun tidak ada satu pun wanita dewasa yang bertubuh gendut…