5 parts Complete ---
"Qobiltu nikahaha watazwijaha bil mahril madzkur hallan."
Deg.
Tubuh Aliza gemetar hebat. Kata-kata ijab qabul yang baru saja diucapkan Aqil menggema di benaknya. Dalam sekejap, dunia yang ia kenal berubah. Ia tak pernah membayangkan, di usia 17 tahun, dirinya akan menjadi seorang istri dari seorang Gus yang dihormati di pondok pesantren tempatnya belajar.
Semuanya terasa begitu cepat, seperti mimpi yang sulit ia pahami. Pernikahan ini bukan atas kehendaknya, melainkan tradisi keluarga yang memaksanya untuk mendahului saudara kembarnya menikah. Dan yang lebih aneh, pernikahan ini harus dirahasiakan.
"Mau ke mana?" suara Aqil memecah lamunannya. Ia menatap Aliza yang tengah membawa guling ke arah sofa.
"Mau tidur, lah, Gus," jawab Aliza datar, mencoba menghindari kontak mata.
Aqil mengernyit heran. "Kamu pikir ijab qabul tadi itu lelucon? Cepat tidur di sini," ucapnya sambil menunjuk tempat tidur.
Aliza terdiam, tak tahu harus merespons bagaimana. Dalam hati ia tahu, ini baru permulaan dari perjalanan panjang yang tak pernah ia pilih.
---