Replaying Us
  • Leituras 610,741
  • Votos 54,769
  • Capítulos 33
  • Leituras 610,741
  • Votos 54,769
  • Capítulos 33
Concluído, Primeira publicação em mar 19, 2015
Athalia Sharafina menyukai Narado Risyad  dalam diam selama bertahun-tahun. Tapi tidak pernah menyatakannya bahkan disaat-saat terakhirnya dengan Nara.

Sebuah keajaiban Atha bertemu Faust. Makhluk tampan dengan sepasang sayap hitamnya yang bersedia membantu Atha―kembali ke masa lalu dan mengutarakan perasaannya pada Nara. Sayangnya, Faust melakukan kesalahan. Atha yang seharusnya bertemu Nara pertama kali saat liburan kelulusan SMA di sebuah toko buku, justru terlempar ke masa yang lebih lampau dan bertemu dengan Nara yang masih memakai seragam putih abunya. 

Dari sinilah, petualangan Atha di masa lalu pun dimulai. Dia terpaksa kembali menjadi siswi SMA dan sialnya harus tinggal serumah dengan Kariza Tarazio.

"Saat aku dan kamu mengulang kembali kita."

Copyright ©  2015 by penasavira

Cover designed by penasavira
Source: Pinterest
Todos os Direitos Reservados
Índice
Inscreva-se para adicionar Replaying Us à sua biblioteca e receber atualizações
or
#172rasa
Diretrizes de Conteúdo
Talvez você também goste
Panca dan Amarah Sophia, de MYAnsori
59 capítulos Concluído
Ketika berjalan pelan, pikirannya dihinggapi ketidaknyamanan. Tidak seperti sebelumnya. Bukan sebuah kecurigaan tetapi perasaannya mengatakan jika akan ada sesuatu yang terjadi. Perasaan yang sudah lama tidak lewat ke relung hatinya. Bukan perasaan takut melihat makhluk halus atau ditodongkan senjata api. Sebuah perasaan waspada bercampur kekhawatiran tak beralasan. Tangan kiri orang itu memegang ujung senapan. Dia memastikan jika senjatanya siap digunakan. Sepatu but kulit lembu yang dikenakannya menginjak lumpur. Sisa hujan sore tadi membuat jalan Batavia yang tak beraspal menjadi arena lumpur yang memanjang. Ah, sepatuku kotor lagi. Padahal aku malas mencucinya. Ketika pria itu mempermasalahkan sepatu yang kotor, dia tidak menyadari ada sesuatu di hadapannya. Wajar, matanya lebih suka memperhatikan kakinya di bawah lampu jalan. Sehingga matanya tidak memperhatikan sekeliling. Meskipun itu membahayakan dirinya. "Argghhh!" Dia tidak sempat melakukan apa-apa. Tubuhnya terdorong ke tanah. Senjata di tangan pun tidak berguna untuk membela diri. Selanjutnya, dia tidak sadarkan diri. ---------------------------------------------------- Ada lagi #SerialPanca selanjutnya yang bisa anda baca. Masih berlatar masa Hindia Belanda akhir abad ke-19. Membawa anda pada sebuah kejadian tak terduga dari kacamata seorang anak remaja. Panca kembali terlibat dalam sebuah urusan pelik tanpa bisa menghindar. Terima kasih sudah mampir, berkomentar dan membubuhkan tanda bintang. Semoga terhibur.
Talvez você também goste
Slide 1 of 10
Panca dan Amarah Sophia cover
My Maid 21+ cover
JAYANEGARA ✓ cover
VANILA ANASTASIA [ REVISI ] cover
ERLAN PANDU WINATA cover
Tips And Trick  cover
LET'S PLAY cover
ECLIPSIA cover
Nicole Sullivan is A Weirdo [TAMAT] cover
I'm Demon mate [Revisi lambat] cover

Panca dan Amarah Sophia

59 capítulos Concluído

Ketika berjalan pelan, pikirannya dihinggapi ketidaknyamanan. Tidak seperti sebelumnya. Bukan sebuah kecurigaan tetapi perasaannya mengatakan jika akan ada sesuatu yang terjadi. Perasaan yang sudah lama tidak lewat ke relung hatinya. Bukan perasaan takut melihat makhluk halus atau ditodongkan senjata api. Sebuah perasaan waspada bercampur kekhawatiran tak beralasan. Tangan kiri orang itu memegang ujung senapan. Dia memastikan jika senjatanya siap digunakan. Sepatu but kulit lembu yang dikenakannya menginjak lumpur. Sisa hujan sore tadi membuat jalan Batavia yang tak beraspal menjadi arena lumpur yang memanjang. Ah, sepatuku kotor lagi. Padahal aku malas mencucinya. Ketika pria itu mempermasalahkan sepatu yang kotor, dia tidak menyadari ada sesuatu di hadapannya. Wajar, matanya lebih suka memperhatikan kakinya di bawah lampu jalan. Sehingga matanya tidak memperhatikan sekeliling. Meskipun itu membahayakan dirinya. "Argghhh!" Dia tidak sempat melakukan apa-apa. Tubuhnya terdorong ke tanah. Senjata di tangan pun tidak berguna untuk membela diri. Selanjutnya, dia tidak sadarkan diri. ---------------------------------------------------- Ada lagi #SerialPanca selanjutnya yang bisa anda baca. Masih berlatar masa Hindia Belanda akhir abad ke-19. Membawa anda pada sebuah kejadian tak terduga dari kacamata seorang anak remaja. Panca kembali terlibat dalam sebuah urusan pelik tanpa bisa menghindar. Terima kasih sudah mampir, berkomentar dan membubuhkan tanda bintang. Semoga terhibur.