"Our Past Life As A Honored Princess"
  • Reads 10
  • Votes 3
  • Parts 3
  • Reads 10
  • Votes 3
  • Parts 3
Ongoing, First published Sep 24, 2023
Dua orang yatim piatu yang bersahabat ini menafkahi diri mereka sendiri dan tinggal dikabin tua.
All Rights Reserved
Sign up to add quot;Our Past Life As A Honored Princessquot; to your library and receive updates
or
#363royal
Content Guidelines
You may also like
Petualangan di Hutan Tropis by MilkFlowMe
14 parts Ongoing
Susan memilih Pulau Sambu Ujung sebagai tempat risetnya. Karena menurut dia pulau itu pasti memiliki banyak tanaman unik dan eksotis seperti gugusan pulau yang lain. Yonas mengantarkannya dengan perahu sampai ke bibir pantai. "Kaka betul mau saya jemput dua minggu lagi? Kaka sudah mantap di sini sendiri?" Tanya Yonas. "Iya, jemput saya 14 hari lagi. Ini alamat saya dan nomor telpon orang tua saya untuk kamu hubungi kalau saya tidak muncul waktu kamu jemput besok." Kata Susan. "Oke, kakak. Hati-hati eee... Saya jemput 14 hari lagi." Kata Yonas sambil menurunkan dua tas milik Susan ke atas pasir putih yang hangat. Susan melambaikan tangan saat perahu menjauh. Dia sudah tidak sabar untuk melakukan penelitian tanaman langka di hutan mungil di dalam Pulau Sambu Ujung. Benar saja saat di bibir pantai ketika sedang menyusur pasir putih, mata Susan tertuju pada sekuntum bunga yang sangat unik dengan aroma menyengat. Bunga itu berwarna merah dengan tepian ungu dan berbentuk serupa setengah bagian jam pasir. Setelah diperhatikan bunga itu ternyata persis payudra perempuan pangkalnya dengan pentilnya karena di ujung tampak bakal buah yang bulat sperti pentil susu. Bunga itu berukuran cukup besar. Susan lalu melepas kemejanya selanjutnya dia membuka behanya. Perempuan itu penasaran untuk mencoba membandingkan ukuran bunga dengan teteknya. Susan kemudian bersimpuh di atas pasir tepat di atas kelopak bunga itu. Dia memasukkan tetek kanannya ke dalam kelopak bunga yang sedang mekar dengan indahnya. Susan mengabaikan aroma wangi menyengat yang aneh yang keluar dari dalam bunga yang mekar dengan indah. Teteknya sekarang sepenuhnya masuk ke dalam kelopak bunga. Anehnya tepian bunga yang berwarna ungu itu lansung menempel di kulit dadanya. Susan kaget ketika pentilnya seperti ditarik oleh mulut yang bergigi halus dan kelopak bunga itu memijat teteknya. Susan memperhatikan kelopak itu menekan-nekan teteknya dan sesuatu menyedot pentilnya.
You may also like
Slide 1 of 10
Petualangan di Hutan Tropis cover
Become An Important Figure's Wife🥀 END cover
SENANDUNG  cover
JADI COWO  cover
Menjadi Permaisuri Yang Ingin Bercerai (New)  cover
I'm Figuran? (Akan Segera Terbit) cover
Short Story 21+  cover
PEONY - Antagonist's Sex Slave cover
I Wanna Be Antagonist cover
kyra and sistem cover

Petualangan di Hutan Tropis

14 parts Ongoing

Susan memilih Pulau Sambu Ujung sebagai tempat risetnya. Karena menurut dia pulau itu pasti memiliki banyak tanaman unik dan eksotis seperti gugusan pulau yang lain. Yonas mengantarkannya dengan perahu sampai ke bibir pantai. "Kaka betul mau saya jemput dua minggu lagi? Kaka sudah mantap di sini sendiri?" Tanya Yonas. "Iya, jemput saya 14 hari lagi. Ini alamat saya dan nomor telpon orang tua saya untuk kamu hubungi kalau saya tidak muncul waktu kamu jemput besok." Kata Susan. "Oke, kakak. Hati-hati eee... Saya jemput 14 hari lagi." Kata Yonas sambil menurunkan dua tas milik Susan ke atas pasir putih yang hangat. Susan melambaikan tangan saat perahu menjauh. Dia sudah tidak sabar untuk melakukan penelitian tanaman langka di hutan mungil di dalam Pulau Sambu Ujung. Benar saja saat di bibir pantai ketika sedang menyusur pasir putih, mata Susan tertuju pada sekuntum bunga yang sangat unik dengan aroma menyengat. Bunga itu berwarna merah dengan tepian ungu dan berbentuk serupa setengah bagian jam pasir. Setelah diperhatikan bunga itu ternyata persis payudra perempuan pangkalnya dengan pentilnya karena di ujung tampak bakal buah yang bulat sperti pentil susu. Bunga itu berukuran cukup besar. Susan lalu melepas kemejanya selanjutnya dia membuka behanya. Perempuan itu penasaran untuk mencoba membandingkan ukuran bunga dengan teteknya. Susan kemudian bersimpuh di atas pasir tepat di atas kelopak bunga itu. Dia memasukkan tetek kanannya ke dalam kelopak bunga yang sedang mekar dengan indahnya. Susan mengabaikan aroma wangi menyengat yang aneh yang keluar dari dalam bunga yang mekar dengan indah. Teteknya sekarang sepenuhnya masuk ke dalam kelopak bunga. Anehnya tepian bunga yang berwarna ungu itu lansung menempel di kulit dadanya. Susan kaget ketika pentilnya seperti ditarik oleh mulut yang bergigi halus dan kelopak bunga itu memijat teteknya. Susan memperhatikan kelopak itu menekan-nekan teteknya dan sesuatu menyedot pentilnya.