"Chanyeol sedang menggali kuburannya sendiri."
Begitulah vonis pahit yang dilemparkan Baekhyun, sebuah kiasan yang kini bersemayam layaknya kutukan di dada Park Chanyeol. Tiga tahun kebersamaan manis dengan Btari berakhir tanpa notifikasi, tanpa penjelasan, dan tanpa ampun. Ia dibiarkan menggila, berantakan, menjadi reruntuhan.
Gagal move on adalah takdir yang ia terima dengan pasrah. Namun, ia harus berakting. Di panggung kehidupan, Chanyeol adalah pria yang berpura-pura utuh, menelan setiap serpihan lukanya. Ia sudah mencoba-berulang kali-membujuk hatinya untuk jatuh cinta lagi, namun setiap percobaan hanya mengukuhkan satu fakta: percuma.
Btari, gadis berdarah Indonesia itu, bukan hanya mantan kekasih. Ia adalah pusaran, sebuah black hole emosional yang menenggelamkan setiap niat baik Chanyeol untuk bangkit. Menghapus namanya sama saja dengan bunuh diri, siap tersedot ke dalam ruang hampa nostalgia.
Di sisi lain, Btari memasang perisai. Kepalanya sekeras baja, prinsipnya tak bisa ditawar. Akhir adalah akhir, dan tak ada kamus pengampunan. Ironisnya, kekokohan prinsip itulah yang kini menjadi jerat; Btari mulai merasakan dirinya tercekik dan kelabakan di balik benteng pertahanannya sendiri.