Derap langkah kaki seorang wanita secara alami membuat seisi ruangan penasaran. Pakaian yang comapang-camping, sendal yang tidak sepasang, belum lagi kerudung miring tak rapi. Siapapun bisa melihat, ia datang dalam keadaan panik, tidak peduli bagaimana penampilannya, yang ia pentingkan saat ini adalah anaknya yang ia peluk erat. Anak itu masih balita. Dan dia menangis kencang sambil mengucek-ucek matanya.
Wanita itu teriak meminta tolong pada para dokter dan suster agar mengobati anaknya. Tangannya bergantian bekerja. Jika tangan kanannya menopang sang anak, maka tangan kiri mengusap air matanya yang tidak berhenti mengalir. Dan sebaliknya. Begitulah yang terus ia lakukan sambil membujuk para suster agar anaknya segera di tangani.
"Suster, bantu anak saya. Mata anak saya ngga bisa melihat."
-Sebuah koleksi cerita fiksi karya Nadiratuzzaman
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak terduga.
Bocah 17 tahun mantan anggota kelompok buronan?
Tapi itulah faktanya.
--------------------
#rank1 in najaemin (02/2/2024)
#rank1 in action (26/6/2024)
#rank1 in sick (30/9/2024)