Justin Carlos dilahirkan pada keluarga yang berprofesi sebagai penulis novel di Chicago. Hal itulah yang membuat dirinya terpaksa masuk ke dalam sekolah jurusan sastra, padahal dia samasekali tidak memiliki kemampuan untuk menulis karangan. Bahkan dia sendiri beranggapan sejak ia dilahirkan, dirinya tertukar ke tangan orang tua yang salah. Tapi kenyataannya mereka adalah keluarga kandung Justin yang seakan-akan tiap hari memberi obat masukan pada tubuhnya sehingga ia merasa mabuk dan pusing, karena obat itu ialah sebuah omongan mengenai bujukan untuknya agar dapat menulis novel. Bagaimana bisa ia membuat novel, sementara nilai sastra di sekolahnya selalu mendapatkan contreng merah dan imajinasinya sudah sangat buntu, dia juga hanya memiliki pengalaman kesehariannya di dalam kamar. Tidak ada pengalaman hebat ataupun imajinasi luar biasa seperti orang tua dan adik perempuannya bernama Chloe. Namun Justin mendapatkan dorongan dari Chloe sehingga Justin memutuskan untuk mulai mencari pengalaman hidup untuk di jadikan sebuah tulisan novelnya, awal mulanya ia sangat iri terhadap adik perempuannya itu yang selalu dijadikan mahkota dambaan orang tuanya, sebab Chloe sudah menerbitkan novel pertama di musim dingin, ia mengabari itu di acara Thanks giving keluarga yang membuat Justin frustrasi karena iri. Di bantu oleh Sam, seorang sahabat dalam band gagal sekaligus teman sekolah, Justin mendapati pengalaman-pengalaman konyol yang sangat brutal dan memuakan. Dari yang di saat kakinya tercebur lubang kloset, mengintip para gadis di toilet wanita, merosoti celana polisi, di penjara karena mengambil celana dalam, dan masih banyak lagi kekonyolan yang Justin dan Sam perbuat. Tapi dari semenjak itulah Justin menemukan sebuah cinta yang nyata, seakan menjadikan cinta sebagai peran di dalam journal novelnya yang menyelipkan sisi romatinse dari kisah konyolnya. Justin menemukan gadis berantakan yang dapat memporak-porandakan perasaannya.