"Abang..." Nahen menyentuh lembut nisan putih dengan goresan hitam yang mengukir nama abangnya disana. Buliran air asin sudah mulai berlomba-lomba untuk mengguyur mata indah sang pemilik, dengan degup nafas yang tak beraturan ia mengayunkan tangan kurusnya kearah tanah yang semakin basah karena rintik hujan. "Tenang disana ya, Nahen titip salam buat bunda.." Ucapnya sembari meneguk kembali ludah untuk membasahi tenggorokan nya yang terasa sangat kering. Ia membangunkan tubuh berbalut kaos putih dan jaket hitam itu dengan perlahan, kakinya mulai mengambil arah putar tanpa memedulikan satu ogok manusia yang sepertinya masih menunggu Nahen. Satu langkah akan Nahen dapatkan sebelum rungu nya mendengar suara yang mengalun memanggil namanya. Ia menghentikan langkahnya, tetap berdiam diri menunggu kalimat yang akan berlanjut dari sumber suara. "Nahen.. Ayah rindu sama kamu, nak.." Nahen membuka tawa ringannya. "Kapan saya punya, Ayah?" Ejek Nahen sembari menolehkan sebagian kepalanya. "Nahen Anakarsa!" Karya murni milik author. Dilarang mengcopy atau memplagiat cerita ini. Harap tinggalkan komentar dan vote. Terimakasih-All Rights Reserved
1 part