Jenggala Ardyano Mahameru, laki-laki yang kerap berandang di ujung perbatasan antara desa pinggiran dengan kotanya. Setiap petang ia berpegang pada tiang berkarat di sana, mencari sang ibu dengan bermodalkan ingatan dan foto usang dalam dompetnya. Erayya, laki-laki putus sekolah yang hanya menghabiskan setengah harinya untuk bermain dan bermain. Hal yang paling ia sukai adalah sepeda dan menunggu Jenggala datang dari petang hingga malam. ... "Seengaknya, kamu bisa nikmatin hari-hari tanpa tekanan." "Meski Era gak bisa sekolah?" ... Secercah harap perlahan membawa Jenggala keluar dari belenggu sepi menuju kejutan-kejutan yang hangat. Harapannya laksana niscaya yang terpendam sejak lama. "Jika kamu percaya Tuhan tak pernah tidur. Maka ketahuilah, sabarmu pun tak akan berbuah rumpang."All Rights Reserved