RUMAH PENGANTAR KEMATIAN
  • Reads 6
  • Votes 0
  • Parts 1
  • Reads 6
  • Votes 0
  • Parts 1
Ongoing, First published Oct 13, 2023
Karena terhimpit masalah ekonomi keluarga, menyebabkan Santo yang merupakan mahasiswa perantauan tingkat akhir memutuskan pindah dari kos-kosan lamanya ke sebuah rumah kos yang jauh lebih terjangkau demi menakan pengeluarannya. Setelah beberapa hari mencari, sampailah Santo menemukan sebuah rumah kos itu. Harganya jauh lebih terjangkau dengan fasilitas lengkap di dalamnya. Pak Suyono, pemilik rumah kos, menyambut baik kedatangan Santo. Tanpa banyak menimbang, Santo membayar lunas uang sewanya selama tiga bulan. 

"Semoga betah dan kerasan." ucap Pak Suyono kepadanya. 

Memang, awalnya Santo merasa kerasan tinggal di sana, tetapi semakin lama, hal-hal tidak wajar mulai berdatangan menyebabkan Santo merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di rumah kos itu. 

Teror demi teror pun terjadi, menghantui dan memaksa Santo menikmati semua itu.
All Rights Reserved
Sign up to add RUMAH PENGANTAR KEMATIAN to your library and receive updates
or
#825teror
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Stadiun Berdarah cover
IMPROMPTU PARENTS || LANORINE [END] cover
CILEUNCANG (END) cover
DIHAMILI GENDRUWO cover
BALLERINA BERDARAH cover
Jin Nasab (Warisan sang leluhur) cover
DISUKAI JIN PELINDUNG ANAK ASUH cover
Balas Dendam Nyi Ulandari cover
TERSESAT (Wangxian/Yizhan) cover
SURAU [SUDAH TERBIT] cover

Stadiun Berdarah

21 parts Ongoing

Banyaknya darah adalah bukti bahwa pertarungan pernah terjadi di sini. Tujuannya datang ke Indonesia adalah untuk memastikan hal itu. Nama orang ini adalah Asano Takatou, Seorang peneliti yang berasal dari Jepang. Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, saat Asano masih kelas satu SMA, ada sebuah kejadian berdarah di sebuah stadiun sepak bola di Indonesia yang mengharuskan stadiun tersebut ditutup paksa oleh pihak yang berwenang. Kejadian itu sempat menjadi ramai diperbincangkan di dunia sepak bola, bahkan mendapat dukungan moral dari berbagai klub internasional. Namun, yang namanya berdarah tentunya tidak indah. Banyak orang yang melewati stadiun ini dan merasakan berbagai macam kejanggalan. Asano yang saat ini berumur 25 tahun dan sudah menjadi peneliti ternama di Jepang, tertarik untuk meneliti hal ini dan keinginannya itu disetujui oleh pemerintah Jepang. Asano pun segera terbang ke Indonesia untuk memastikan apakah stadiun tersebut banyak mengalami hal aneh seperti yang dirumorkan?