35 parts Complete MatureLangit sore itu kelabu, seolah turut merasakan beban yang menghimpit dada Aira. Di balik jendela kaca lantai dua puluh empat, dunia tampak begitu jauh-tak peduli, tak ramah. Setiap hari, ejekan, hinaan, dan tatapan tajam menamparnya lebih keras dari kata-kata. Sekolah bukan lagi tempat belajar, tapi panggung penyiksaan batin.
Aira menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah ke balkon apartemennya. Angin menerpa rambutnya yang panjang, seolah mengajak bicara. Ia menutup mata, melepaskan satu-satunya genggaman terakhir pada dunia ini. Dalam sekejap, tubuhnya melayang, jatuh, bebas...
Gelap.
Namun saat kesadarannya kembali, Aira tidak menemukan dirinya di pelataran apartemen. Ia terbangun di tempat asing-dalam sebuah ruangan batu tinggi, sempit, dengan jendela lengkung kecil yang menghadap hutan luas. Gaunnya bukan lagi seragam sekolah, melainkan kain panjang berenda seperti putri zaman dahulu. Di kejauhan, bunyi terompet dan gemuruh kuda menggema.
Di mana aku?
Satu hal yang pasti: ini bukan dunia yang ia kenal.