Apa jadinya bila sebuah jiwa milik seorang perempuan yang tak percaya akan 'cinta sejati' tak akan bisa diterima di alam baka jikalau ia belum bisa menemukan arti cinta itu sendiri? Lahir kembali, lahir kembali, begitu seterusnya. Di kehidupannya yang keempat, mampukah ia mengistirahatkan jiwanya dengan sepenuhnya dengan menemukan makna 'cinta sejati' di dunia yang kian lama kian membusuk?