"Ayo kita pergi dari sini."
Kata-kata itu membisiki ku pada suatu saat, merayuku dengan segala godaannya, dan membuatku luluh.
"Cinta adalah bentuk pengekangan yang baru," kataku, menyambut uluran tangan dari lelaki itu. Lelaki yang tiba-tiba saja hadir dalam kehidupanku, entah sejak kapan dan dari mana asalnya.
Namun di tengah deraan kesakitan yang kurasakan, hanya lelaki itulah yang setia menemaniku.
"Tinggalkan suamimu," bisiknya lagi, membujukku, memohon kepadaku.
Namun di sisi lain, Ardian, teman masa kecilku menyadarkanku akan kenyataan,
"Sadarkan dirimu, Anyelir! Lelaki itu tidak nyata!"
Tidak, lelaki itu adalah hidupku, penyelamatku, mengapa kalian tidak menganggapnya ada?
(Ps : ini adalah karya lamaku yang kubuat sekitar sepuluh tahun yang lalu dan kuposting ulang di sini)
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.