
Hidupnya selalu berada di sisi yang sunyi. Sejak kecil, ia belajar menjadi bayangan-tak terlihat, tak dianggap. Tatapan orang-orang lebih sering menusuk daripada menyapa. Tawa di sekelilingnya tak pernah untuknya. Dunia seolah terlalu sempit untuk memberinya ruang bernapas. Ia tak pernah mengerti apa salahnya. Tapi hari demi hari, ia tumbuh dengan luka-luka yang tak kasat mata. Luka-luka yang menumpuk, diam-diam membentuk garis-garis tak terlihat di hatinya. Garis luka yang terus memanjang, tanpa tahu di mana ujungnya. Sampai seseorang datang. Seseorang yang tak melihatnya sebagai kesalahan. Tak menuntutnya untuk menjadi "cukup". Seseorang yang mengulurkan tangan ketika semua tangan menarik diri. Untuk pertama kalinya, hidup terasa seperti hidup. Ia mengenal hangat, ia mengenal dicintai. Namun takdir, seperti biasa, tak pernah benar-benar berpihak. Dan di sanalah ia kembali berdiri sendiri, dengan satu luka baru yang lebih dalam dari sebelumnya. Hanya saja kali ini... ia tak tahu apakah ia masih sanggup menahannya.All Rights Reserved
1 part