Cerita ini mengandung banyak kekerasan. Disarankan untuk membaca dengan cermat dan tanggap. Siapkan tisu dan juga cemilan untuk menemani air mata kalian. •°•💐•°• Ashelya Yuko Pramesti, anak bungsu yang jauh dari kata sempurna. Persetan bahwa anak bungsu adalah anak yang paling disayangi. Nyatanya Ashel mati-matian mencari letak indah agar bisa hidup lebih lama. •°•💐•°• "Mah, Pah Ashel dapat nilai seratus. Jangan pukul Ashel lagi, ya?" ujar Asel kecil sembari menunjukkan lembar ulangannya dengan getir. •°•💐•°• "Ampun Pah! Jangan cambuk punggung Ashel. Luka kemarin belum kering. Papah boleh pukul kaki Ashel!" Tangis Ashel pecah memohon pada Jagat yang sudah bersiap dengan sabuk berbahan kulit di tangannya. •°•💐•°• "Tolong...huh...tolong A-s-shel, mah. Huh... A-s-shel... gak...huh...kuat...nafas." Wajah membiru itu terus merintih dengan Nafas terengah-engah. Kepalanya basah setelah diceburkan beberapa kali kedalam bed tub penuh air oleh Rinda. •°•💐•°• "K-kak. T-to-long Ashel. A-s-shel, t-ta-takut ma-t-ti...." Sambungan telfon itu mati. Entah apa yang terjadi di sebrang sana. Davis juga tak mendengar jelas pesan sang adik. Dari banyak semoga. Semoga cerita ini tamat dengan selamat.
3 parts