"Bangun dari mimpi kamu, pelacur kecil. Jangan berharap aku akan tergoda pada pussy murahan kamu!"
Mendengar ucapan Dirga, yang sudah melebihi kapasitas kosa kata yang baik. Menciptakan semburat merah pada wajah ayu sang gadis muda. itu bukanlah semburat malu - malu gadis muda.
Melainkan...
Itu adalah semburat amarah yang muncul dari dalam tubuh ramping Reina, yang tidak bisa dibendung, hingga membuat Reina memberi tatapan tajam, yang sayangnya tetap kalah tajam dari tatapan Dirga.
"Mulut Anda memang berkata seperti itu. Tapi bagian bawah Anda tidak bisa berbohong, kalau sebenarnya Anda tergoda dengan milik saya, Pak Tua!"
***
Dalam kesombongan Dirga, yang tidak percaya dengan seks dan cinta. Nyatanya, pria itu justru bertemu dengan gadis Liar seperti Reina, yang berhasil membangunkan milik Dirga.
Apakah kisah mereka akan berlanjut? Ataukah harus berhenti karena status sosial mereka, yang merupakan ayah tiri dan anak tiri.
Masalah tak sepenuhnya hilang begitu saja; meninggalkan satu luka yang masih tersisa. Niatnya pergi untuk menyembuhkan sisa luka. Namun, hal yang wajar bukan jika rencana seringkali tak sejalan dengan realita?
Sisa lukanya memang sudah hilang sempurna. Tapi, siapa sangka jika masalah baru akibat keputusannya juga berujung mengundang kembalinya luka? Bahkan, kini luka itu bercabang, merayap di diri yang lain.
Benar. Dalam hidup memang tak akan bisa lepas dan bebas dari luka. Hal yang perlu dilakukan adalah mencari obat untuk sembuh bukan? Atau justru menyerah dan pasrah sebab terlalu lelah?
###
Please, don't copy my story. I'm really sure, you can make stories better than me!