Life in Kebaya

Ia tak tahu arti kebaya bagi hidupnya. Menjalani bisnis yang tak berlandaskan kecintaan memberi kengkangan tersendiri bagi Kanaya Anantari.

Hidup selama 23 tahun dengan biaya hidup dari bisnis turun temurun, menjadi tanggungjawab baginya untuk turut menjalankan bisnis tersebut, butik kebaya.

Permasalahannya ia tak tertarik dengan kebaya. Definisi kebaya bagi Kanaya hanya sebatas pakaian kuno yang cantik, tidak lebih. Ia justru lebih tertarik dengan gaya western, bahkan memiliki cita-cita mendirikan butik dengan gayanya sendiri.

Pihak keluarga tentu menentang. Berbagai penolakan ia hadapi, yang secara halus hingga menyakitkan. Pendiriannya pun perlahan kian goyah.

Haruskah Kanaya melepaskan mimpinya? Atau tetap berjuang walau ada biaya yang harus dibayar?

Ini kisah Kanaya Anantari dengan bisnis butik warisan keluarga.

.
.
.

[Big thank for my friend, Kanaya Nurlita]